Karakter ini dahulu hidup di zaman Nabi saw dan para sahabat, sampai para ulama berhasil mewariskan dan mengamalkan karakter ini. Dahulu, dikisahkan ada seorang lelaki tua yang sedang duduk santai di tepi danau.
Tiba-tiba, ia melihat kalajengking terjatuh di danau. Ia mengambil sebatang kayu untuk menolong kalajengking. Setelah berhasil meraih kalajengking dengan sebatang kayu, ternyata kelajengking menyengatnya dan ia melepaskan kayu tersebut karena rasa sakit.
Hal itu tidak membuatnya menyerah untuk menolong kalajengking, hingga ia lakukan sampai tiga kali. Ketika ia mencoba menolong ketiga kali, muncul seorang pemuda yang berkata kepadanya: "Kenapa anda tidak jera setelah disengat oleh kalajengking yang pertama dan kedua, dan anda masih mau menolong untuk ketiga kalinya?" Orang tua tersebut kemudian berkata kepada pemuda:
يَا بُنَيَّ، مِنْ طَبْعِ الْعَقْرَبِ أَنْ يَلْسَعَ، وَمِنْ طَبْعِي أَنْ أُحِبَّ وَأَعْطَفَ. فَلِمَاذَا تُرِيدُنِي أَنْ أَسْمَحَ لِطَبْعِهِ أَنْ يَتَغَّلَبِ عَلَى طَبْعِي؟ عِامِلِ النَّاسَ بِطَبْعِكْ، لَا بِأَطْبَاعِهِمْ، مَهْمَا كَانَتْ تَعَامُلَاتُهُمْ وَتَصَرُّفَاتُهُمْ جَارِحَةً وَمُؤْلِمَةً، وَلَا تَأْبَهْ لِتِِلْكَ التَّصَرُّفَاتِ السَّيِّئَةِ. وَاحْذَرْ أَنْ تَجْعَلَكَ تَتْرُكَ صِفَاتِكَ النَّبِيلَةَ
Artinya , “Wahai pemuda, karakter kalajengking memang menyengat kepada siapa saja, sedangkan karekterku adalah pencinta dan penyayang. Kenapa anda meminta saya untuk mengubah karakter saya menjadi karakter kalajengking? Berinteraksilah dengan orang lain dengan karakter anda sendiri, bukan dengan karakter mereka, meskipun cara mereka memperlakukanmu tidak baik dan menyakitimu. Jangan terpengaruh dengan perilaku orang lain dan hati-hati jangan sampai hal itu membuat anda kehilangan karakter mulia anda”.
Kisah ini sangat inspiratif bagi orang-orang yang sudah terlanjur disakiti oleh orang lain, bahwa perilaku orang lain tersebut tidak boleh menjadi cerminan diri. Bercerminlah dengan diri sendiri, sehingga tidak dipengaruhi dengan kondisi lingkungan apapun.
Tetaplah menjadi cahaya di dalam kegelapan. Tetaplah menjadi orang pemaaf dan baik hati, meskipun di tengah lingkungan yang buruk karena bisa jadi hal ini akan mengubah lingkungan di sekitar.
Jamaah Idul Fitri yang dimuliakan oleh Allah
Di hari yang indah dan mulia ini, di antara perilaku terbaik yang perlu disebarluaskan adalah saling memaafkan sebagai pertanda kesucian hati setelah ditempa selama satu bulan lamanya untuk mengambil hikmah yang tersimpan dalam berpuasa.
Nabi bersabda sebagaimana yang diriwayatkan Imam Abu Dawud:
مَا مِنْ مُسْلِمَيْنِ يَلْتَقِيَانِ، فَيَتَصَافَحَانِ إِلَّا غُفِرَ لَهُمَا قَبْلَ أَنْ يَفْتَرِقَا
Artinya, “Tidaklah kedua muslim bertemu dan saling berjabat tangan, kecuali diampuni dosa keduanya sebelum keduanya berpisah.” (HR Abu Dawud).
Berjabat tangan dengan untaian kata selamat, doa, dan saling memaafkan adalah aktivitas sederhana yang jika dilakukan dengan maksimal dan kolektif akan menumbuhkan kesalehan spiritual personal dan sosial. Semoga kita dapat menangkap pesan mulia Idul Fitri di hari yang agung ini. Amin.
أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيمُ لِي وَلَكُمْ
Khutbah II
(x 7) ،اللهُ أكْبَرُ الْحَمدُ للهِ حَمْداً كَثِيْراً طَيِّباً مُبَاركَاً فِيْهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى، وَأَشْهَدُ أنْ لاَ إلَهَ إلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أمَّا بَعْدُ: فَيَا أيُّهَا النَّاسُ، اِتَّقُوا اللهَ تَعَالَى حَقَّ التَّقْوَى. وَاعْلَمُوْا أنَّ اللهَ أمَرَكُمْ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلاَئِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعَالى: إنَّ اللهَ وَمَلائِكَتِهِ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِيِّ يَا أيُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا ،اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا وَشَفِيْعِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِهِ وَأصْحَابِهِ أجْمَعِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ سَيِّدِنَا أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيْقِ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وَعَنْ كُلِّ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ إلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَلَيْنَا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الأحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأمْوَاتِ إنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ يَا قَاضِيَ الحْاَجَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَا أرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Sumber: NU Online