REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Itikaf atau berdiam diri di masjid dengan segala kegiatan ibadah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW pada sepuluh terakhir Ramadhan. Untuk beritikaf seseorang harus memenuhi beberapa syarat berikut.
Ustadz Saiyid Mahadhir dalam bukunya berjudul Bekal Ramadhan dan Idul Fitri: Itikaf menjelaskan, para ulama fiqih menyebut ada tiga syarat khusus yang tercantum dalam kitab Bada’I Al-Kasani dan Al-Majmu’. Pertama, seseorang harus beragama Islam.
Kedua, dia harus berakal. Ketiga, dia harus suci dari hadas besar. Ini berdasarkan dari orang yang berhadas besar dilarang berada dalam masjid.
Allah berfirman dalam surat An-Nisa ayat 43:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَقْرَبُواْ الصَّلاَةَ وَأَنتُمْ سُكَارَى حَتَّىَ تَعْلَمُواْ مَا تَقُولُونَ وَلاَ جُنُبًا إِلاَّ عَابِرِي سَبِيلٍ حَتَّىَ تَغْتَسِلُواْ
"Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu sholat sedang kamu dalam keadaan mabuk sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan (jangan pula hampiri masjid) sedang kamu dalam keadaan junub terkecuali sekadar berlalu saja hingga kamu mandi."