Petang itu, proses khataman hanya menyisakan beberapa surah pendek Juz Amma. Pembacaan Alquran dilakukan bersama-sama dengan dipandu menggunakan mikrofon oleh seorang mahasiswa. Ayat demi ayat, surah demi surah, dilafalkan dengan khidmat.
Setelah surah terakhir rampung dibacakan, mikrofon beralih ke Ahmad Syifa. Ia kemudian memimpin doa. Kegiatan khataman selesai sekitar pukul 18.25 atau lima menit sebelum waktu Maghrib. Kami semua pun bersiap untuk berbuka.
Menu berbuka hari itu adalah es blewah, kue, dan pastel isi telur. Disediakan pula kantung teh bagi yang ingin membuat teh hangat. Sementara untuk menu makanan utama, disediakan nasi dengan lauk ayam kremes plus sambal. Mantap!
Saya sangat menyambut momen berbuka karena terdapat gorengan plus sambal kacang dengan pendamping es blewah serta ayam goreng kremes. Sudah sebulan, termasuk selama puasa Ramadhan, saya tidak menikmati makanan dan minuman khas Indonesia. Lidah sudah terlalu rindu.
Suasana berbuka berlangsung hangat. Meski baru sekali bertemu orang-orang di Majelis At-Taqwa KBRI Beijing, tapi saya merasakan keakraban.
Selain dengan Kolonel Yulindo dan Ahmad Syifa, saya juga sempat berbincang dengan beberapa mahasiswa Indonesia. Salah satunya adalah M. Hobirul Iman (23 tahun). Saat ini dia sedang menempuh pendidikan S1 jurusan kedokteran di Capital Medical University di Beijing.
Hobirul ternyata juga merupakan ketua organisasi Lingkar Pengajian Beijing. Kepada saya dia menceritakan tentang kegiatan buka puasa bersama dan khataman Alquran yang baru digagas Majelis At-Taqwa.
Khataman hingga akhir Ramadhan...