Pertimbangkan Ini Jika Ingin Umroh Backpacker di Bulan Ramadhan

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah

Selasa 12 Mar 2024 11:42 WIB

Jamaah bersiap melaksanakan sholat Isya di halaman Masjidil Haram, Sabtu (3/6/2023). Foto: Republika/Fuji Eka Permana Jamaah bersiap melaksanakan sholat Isya di halaman Masjidil Haram, Sabtu (3/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal (Sekjen) Forum Silaturahmi Asosiasi Travel Haji dan Umrah (Sathu) Muharom Ahmad menyampaikan sejumlah hal terkait umroh backpacker. Ini menyusul adanya ketertarikan di tengah masyarakat untuk melaksanakan ibadah umroh mandiri.

Muharom menilai, orang pergi berangkat umroh secara mandiri cenderung karena lebih murah. Padahal, menurutnya, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan kembali jika ingin melakukan itu.

Baca Juga

BACA JUGA: Menu Nabi Saat Berbuka Puasa

"Tidak selamanya perjalanan umroh itu baik-baik saja. Ada satu kondisi yang jarang dipertimbangkan oleh mereka yang ingin umroh mandiri. Misalnya, jika terjadi sesuatu yang tidak diharapkan, apalagi di bulan Ramadhan, yaitu terkait masalah keamanan dan keselamatan," ujarnya kepada Republika.co.id, Rabu (6/3/2024).

Muharom mengatakan, jika orang yang berangkat umroh secara mandiri itu sakit di Saudi, mengalami kecelakaan, atau bahkan kematian, maka yang bersangkutan tidak dalam penanganan yang jelas.

"Siapa penanggungjawabnya. Ini yang harus menjadi perhatian bagi siapa saja yang mengambil umroh mandiri. Meski nanti suatu waktu, maaf, misalnya kecelakaan, lalu dikirim ke rumah sakit, pihak rumah sakit harus memeriksa, 'oh orang Indonesia', berarti akan koordinasi dengan perwakilan pemerintah RI di Saudi," katanya.

BACA JUGA: Bacaan dan Doa Buka Puasa Sesuai Sunnah

KJRI akan menelusuri siapa...