REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menyusun rancangan menu berbuka puasa dan sahur sehat selama sepekan dalam Ramadhan bukan hal yang menjenuhkan, lho Sobat Republika. Selain merupakan hal yang positif, aktivitas itu juga dapat menjadikan waktu dalam Ramadhan menjadi lebih efisien untuk beribadah dan beraktivitas.
Dilansir di The National News, Ramadhan bagi banyak orang juga merupakan bulan memulihkan kesehatan. Bagi mereka yang ingin memastikan mereka memelihara tubuh dengan makanan yang sehat dan bergizi selama Ramadhan, mengikuti rencana makan tidak hanya membantu menjaga kesehatan tubuh, tetapi juga dapat membantu pikiran.
Ahli gizi Rashi Chowdhary, yang tinggal di Dubai, percaya bulan suci Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk memulihkan kesehatan dan mengembangkan kebiasaan baru.
“Ramadhan bukan hanya waktu yang kaya dengan manfaat agama, tetapi juga waktu yang kaya akan manfaat spiritual dan kesehatan. Selama bulan Ramadhan, pemisahan antara manusia dan makanan selama 30 hari memungkinkan kita menghentikan kebiasaan makan dan tidak bersandar pada makanan saat dalam keadaan emosional," ujarnya.
Karena waktu makan dibatasi hanya satu atau dua kali selama puasa. Maka terdapat sedikit waktu untuk makan dan berpikir tentang makanan.
Ini selanjutnya mengarah pada pikiran yang lebih jernih dan dapat memberikan lebih banyak waktu untuk mengatur pikiran. Ini menjadikan kita lebih selaras dengan diri sendiri sehingga dapat membedakan yang mana kebutuhan dan keinginan.
Chowdhary mengatakan mengikuti rencana anti-inflamasi akan secara dramatis membantu mikrobioma usus juga. “Tidak dapat disangkal fakta usus dan otak kita terhubung. Makan dengan baik akan membantu usus kita sembuh dan oleh karena itu akan membantu pikiran kita rileks juga, sehingga kita bisa fokus pada esensi Ramadhan," ujarnya.
Berikut adalah rencana makan anti-inflamasi dalam lima hari. Harinya tentu bisa Anda sesuaikan.