PBNU: Hilal Belum Sampai Dua Derajat

Rep: Adi Wicaksono/ Red: Heri Ruslan

Kamis 19 Jul 2012 16:38 WIB

Seorang petugas melakukan persiapan dengan mencoba teropong yang akan digunakan untuk melihat posisi bulan saat dilakukan rukyatul hilal. Ilustrasi. Foto: Antara/Saiful Bahri Seorang petugas melakukan persiapan dengan mencoba teropong yang akan digunakan untuk melihat posisi bulan saat dilakukan rukyatul hilal. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PB NU) masih menunggu hasil rukyat untuk menetapkan permulaan bulan Ramadhan 1433 H. Meski demikian, bukan berarti NU tidak melakukan hisab sebagai bahan pertimbangan penetapan.

"Kami juga melakukan hisab seperti halnya Muhammadiyah. Namun untuk keputusan finalnya ada pada rukyat dan hasil sidang isbat pemerintah," kata Khatib Am PB NU KH A Malik Madani di kantor PB NU, Jakarta Pusat, Kamis (19/7).

Berdasarkan hasil hisab yang dilakukan, lanjut dia, pada hari ini hilal masih di posisi 1 derajat 38 menit dan 26 detik. Derajat ketinggian hilal ini, menurut dia, belum memenuhi syarat rukyat atau belum dapat dilihat dengan mata telanjang maupun dengan bantuan alat.

"Hasil hisab kami relatif sama dengan hisab yang lain, belum sampai dua derajat," imbuhnya.

Dengan ini, ia menampik adanya pandangan dari sebagian pihak bahwa NU tidak menggunakan metode hisab dalam penetapan awal Ramadhan. Sebaliknya, ia menegaskan bahwa NU lah yang mengembangkan metode hisab melalui pengembangan ilmu falak di pesantren-pesantren.

Terpopuler