REPUBLIKA.CO.ID, Musim kemarau yang melanda Jawa Tengah (Jateng) selatan membuat suasana jalanan di wilayah itu harus punya kesabaran ekstra. Bila merasa lelah atau ngantuk segera berhenti untuk mengaso.
''Kalo siang panas sekali. Tapi kalau malam udara dingin sekali. Bila dini hari atau pagi hari udara bisa sedingin udara puncak. Ini akibat musim kemarau,'' kata Rasilah, warga desa Tambakprogaten, Kebumen, Rabu siang (15/8).
Pada tengah hari suhu udara di jalur itu bisa mencapai 35 derajat celcius. Suasana akan terasa menyengat bila pemudik memilih mencari jalan alternatif selatan-selatan Jateng yang berada persis di pinggir pantai selatan. Terik matahari terasa bisa memecahkan kepala. Ini makin terasa menyiksa badan sebab angin yang tertiup juga terasa panas.
Menurur warga yang tinggal di wilayah itu sudah ada dua bulan hujan tak turun. Akibatnya, suasana wilayah yang kerap disebut pesisir wilayah Mataram ini tampak gersang. Suasana lingkungan tak sehijau biasanya. Persawahan tak ditanami karena baru usai panen serta menunggu datangnya air ketika musim penghujan datang.
Pemudik berkendaraan mobil mulai terlihat melintasi jalur ini. Tapi pemudik yang mengendarai motor sampai siang hari ini belum terlihat melintas. Aparat kepolisian setempat memperkirakan kepadatan jalur ini baru akan muncul pada malam nanti.
''Puncak mudik diperkirakan terjadi pada Kamis besok. Saat itu jalur ini akan sangat padat,'' kata seorang petugas keamanan dari Polres Kebumen ketika tengan berpatroli. Dia berharap ketika suasana panas dan macet maka para pemudik yang melintas jalur itu diminta tetap bersabar. Selain itu mereka diminta tetap mematuhi rambu jalan dan pengaturan polisi supaya tidak terjadi situasi macet total seperti yang terjadi pada lebaran tahun kemarin.