Mengenal Kue-Kue Khas Banjar untuk Sajian Berbuka Puasa

Red: Agung Sasongko

Jumat 30 Apr 2021 18:42 WIB

Pekerja menyusun kue ceper produksi Hj Atus yang siap dijual di Jalan Cemara Raya, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Kamis (29/4/2021). Kue tradisional asal Banjar tersebut sebagian besar terbuat dari tepung beras yang dicetak di atas ceper (loyang) dan hanya dijual selama bulan Ramadhan dengan harga Rp240 ribu hingga Rp300 ribu per loyang. Foto:

1

Karenanya, proses pembuatan wadai ini harus dengan konsentrasi tinggi, ketelitian dalam setiap tahapan, karena harus sabar dilakukan, tidak bisa tergesa-gesa.Ada hal yang biasa juga dilakukannya dalam proses pembuatan wadai yang memasaknya bisa memakan waktu 2 jam tersebut, yakni, mengajaknya berbicara.

"Jadi harus dipanderi (ajak bicara) saat memasak itu, seperti wadai cepatlah masak, bagus-bagus lah," katanya.

Cara ini, sudah diwariskan dalam dirinya mempelajari membuat wadai itu, seperti membaca bismillah, shalawat dalam bagian tata cara proses saat membuat dan memasaknya.Jika sudah masak, wadai akan dilakukan pendingin hingga beberapa jam dibantu kipas angin.

Strategi pemasaranPemasaran wadai ceper harus habis sehari, sebab hanya bisa bertahan sehari saja, cepat kedaluwarsa.Karenanya, kata H Arifin, perhitungan membuat wadai ceper ini harus cermat, sebab tidak bisa bertahan lama atau lebih satu hari. Demikian juga harga harus terjangkau.

"Apalagi saat pandemi COVID-19 ini, di mana ekonomi masyarakat sedang sulit, hingga daya beli turun drastis. jadi strateginya jika masih tanggal muda, bisalah produksi diperbanyak, kalau sudah tanggal tua, ya disesuaikan," katanya.