Jaga citra rasaA
gar citra rasa kue buatannya berkualitas, Bu Hj Atus tidak sembarang dalam memilih bahan. Dibantu sang suami H Akhmad Arifin, bahan-bahan dengan kualitas tinggi pun dipilih.
Menurut H Arifin, dalam pembuatan wadai ceper ini yang menjadi bahan cukup dominan adalah gula merah, telur, tepung dan santan.Untuk gula merah sendiri, dirinya harus mencari yang dinilainya terbaik, hingga harus memesan langsung di kampung halamannya di Birayang, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST).
"Kita pesan sekitar satu bulan sebelum Ramadhan, sebab sebanyak 250 kilogram untuk kebutuhan produksi di bulan Ramadhan ini," ujarnya.
Sementara itu, untuk sari santannya dibutuhkan sekitar 50 kilogram per harinya, itu juga dicari kelapa yang baik.Sedangkan untuk telur dalam produknya adalah telur bebek tambak, di mana ini dipesannya dari daerah Aluh-Aluh di Kabupaten Banjar.
"Bisa sampai 500 biji perharinya untuk telur ini dibutuhkan," kata Arifin.
Pembuatan kuenya juga hanya menggunakan tepung beras, di mana setiap harinya bisa mencapai 30 kilogram.Proses pembuatanProses pembuatan wadai ceper khas Banjar ini ternyata tidak bisa sembarang, harus dengan hati yang tulus tidak ada gangguan.
"Kalau hati lagi terganggu, misalnya lagi marah, kesal atau sedih, baiknya jangan melaksanakan proses pembuatan, percaya atau tidak, wadai yang dihasilkan jadi kurang baik," kata Hj Atus.