Dua Lembar Koran Bekas

Pihak panitia 'Tenda Ramadhan' memberikan Nizma dan Norma dua lembar koran bekas dan meminta mereka untuk duduk di paling ujung. Nizma mengaku tercengang ketika menyaksikan tenda yang cukup sederhana. 

“Tenda tersebut bisa memuat hingga 300 tamu. Ternyata kami diberikan dua lembar koran untuk duduk 'lesehan'. Kami takjub dengan gagasan berbalut kesederhanaan ini,' katanya. 

Di depan Nizma dan Norma sudah tersedia dua botol minuman serta cangkir berisi kurma. Tak ada menu makanan buka puasa seperti di Indonesia, seperti tahu isi, buras, lunpia, samosa, atau bahkan kolak.

Sambil menunggu waktu adzan maghrib, Nizma dan Norma berkenalan dengan penduduk di acara 'Tenda Ramadhan' tersebut. Nizma mengungkapkan, umat Muslim yang berkunjung ke tenda bervariatif. Warga Muslim dari Suriah, Turki, Bangladesh, bahkan seorang muallaf asal Italia pun turut hadir pada acara yang penuh dengan kesederhanaan tersebut.

Acara tersebut dimulai dengan tausyiah selama 30 menit. Tausyiah berisi tentang kebaikan atau 'kindness' kepada sesama manusia. Usai berbuka puasa, mereka pun menunaikan shalat maghrib berjamaah dengan menggelar tikar di luar tenda.

“Saat adzan berkumandang, maka kami sibuk dengan menu makanan buka puasa kami dilanjutkan dengan shalat maghrib berjamaah dengan konsep sederhana pula,” tambah Nizma.