Renungan Ramadhan Al-Qarni, Puasa Pelembut Hati (1)

Rep: Hannan Putra/ Red: Hafidz Muftisany

Jumat 17 Aug 2012 21:00 WIB

Berbuka puasa bersama jadi ajang pemersatu muslim di dunia. Foto: alarabiya,net Berbuka puasa bersama jadi ajang pemersatu muslim di dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, Kasih sayang adalah anugerah dari Allah yang ditempatkan dalam hati orang yang Dia kehendaki. Dan Allah hanya akan menyayangi hamba-hamba-Nya yang penyayang.

Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang, mencintai yang penyayang, menyeru kepada kasih sayang, menyuruh hamba-hamba-Nya untuk saling berwasiat kepada kesabaran dan kasih sayang. Terkadang manusia kehilangan rasa kasih sayang karena beberapa sebab, antara lain banyak dosa dan maksiat.

Ia mengotori hati sehingga menjadi buta dan bahkan menjadi lebih keras dari batu. Allah berfirman tentang kepada Bani Israil, “Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi." (QS. Al-Baqarah: 74).

Masih tentang mereka -ketika mereka berpaling dari syari’ah-Nya, Allah berfirman, "Karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuk mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu." (QS. Al-Maidah: 13).

 

Diantara hal yang dapat menyirnakan kasih sayang adalah melampaui batas karena harta dan sombong dengan kekayaan. Dalam hal ini Allah berfirman, "Ketahuilah, sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena ia melihat dirinya serba cukup." (QS. Al-’Alaq: 6-7).

Pada saat hati dididik dengan iman dan amal shaleh, maka hati akan dipenuhi rasa cinta dan kasih sayang. Diantara faktor penyebab lemahnya kasih sayang ialah banyak kekenyangan, ia menumbuhkan sikap arogan dan ganas. Oleh karena itu, bulan puasa datang untuk menghancurkan sikap liar, ganas dan arogan ini.

Orang yang berpuasa adalah orang yang paling menyayangi, karena ia merasakan lapar, dahaga dan hidup dalam kesulitan. Jiwanya kemudian terketuk untuk mencintai, mengasihi dan menyayangi kaum Muslimin.

Dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda,"Ya Allah, barangsiapa yang diberi amanah untuk mengurusi sesuatu persoalan ummatku kemudian ia mempersulit mereka, maka sulitkanlah ia. Dan barangsiapa yang diberi amanah untuk mengurusi sesuatu persoalan ummatku kemudian ia menyayangi mereka, maka sayangilah ia."