REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA - Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) menilai terjadinya perbedaan penetapan 1 Syawal sebagai Hari Raya Idul Fitri 1432 Hijriah menjadi momentum penyadaran umat.
Muhammadiyah melalui metode hisab menetapkan 1 Syawal 1432 Hijriah pada 30 Agustus 2011. Adapun pemerintah dan ormas Islam lainnya menetapkan 1 Syawal 1432 Hijriah pada 31 Agustus 2011.
Ketua ICMI Organisasi Wilayah (Orwil) Jawa Timur, Ismail Nachu, menilai umat Islam semakin dewasa menyikapi perbedaan. Hubungan umat Islam tetap baik meski ada yang merayakan Lebaran pada 30 Agustus 2011 maupun 31 Agustus 2011.
Ke depannya ia berharap perbedaan tidak menjadi faktor terpecahnya umat. "Semoga perbedaan itu menjadi realitas pembelajaran umat," kata Ismail, Ahad (4/9).
Juru bicara Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Jawa Timur, Tom Mashudi, meminta umat Islam bisa mengambil hikmah dari peristiwa tersebut. Meski, ia berkeyakinan penetapan 1 Syawal lebih baik dibuat seragam agar tidak ada perbedaan.
Namun, ia menilai umat yang tergabung dalam ormas Islam tidak gampang terprovokasi dalam menyikapi perbedaan. "Semoga kita ke depannya tambah dewasa menyikapi segala perbedaan," kata Tom.