Itu semua dimaksudkan untuk menemukan cara yang menyenangkan untuk membantu anak-anak belajar dan mendiskusikan prinsip-prinsip iman mereka saat bertemu dengan anak-anak Muslim lainnya di seluruh dunia. Aaser mengatakan Ramadhan adalah waktu terpenting dalam setahun bagi umat Islam yang berpuasa dari matahari terbit hingga terbenam sambil fokus pada perbaikan diri dan membangun iman mereka.
Adapun orang tua Muslim yang sibuk berpuasa seringkali berjuang membawa semangat Ramadhan ke dalam hati dan rumah mereka. Sehingga perkemahan itu dirancang untuk meringankan beban tersebut.
Anum Ahmad, ibu dari anak laki-laki berusia 6 tahun dan anak perempuan berusia 2 tahun di Toronto mengatakan Ramadan Camp telah menjadi ritual hampir setiap hari bagi keluarganya. Meskipun Toronto memiliki populasi Muslim yang besar, putranya bersekolah di sekolah umum hanya dengan satu anak Muslim lainnya.
"Itu membuat perbedaan besar baginya untuk melihat anak-anak lain seusianya, berbicara dengan istilah yang sama yang kita gunakan di rumah. Saya bisa melihat dari ekspresinya betapa senangnya dia melihat begitu banyak orang seperti dia di seluruh dunia. Untuk pertama kalinya saya melihat percikan yang terkait dengan identitas agamanya," kata dia.
Ramadan Camp merupakan kelanjutan dari misi Aaser sejak 2012 untuk membantu anak-anak Muslim memeluk agama mereka dan merasa diterima, khususnya di daerah di mana mereka adalah minoritas agama. Dia mengatakan sebagai seorang anak dia sangat malu ketika teman-temannya menertawakan jilbab ibunya saat dia bermain baseball.
Dia bahkan meminta sang ibu untuk menjemputnya 15 menit setelah pertandingan berakhir. Dan satu-satunya Muslim lain yang dia lihat ada di masjid atau di televisi.