3. Lebih baik daripada seribu bulan
Para ulama menyebutkan, apabila seseorang beribadah di malam Lailatul Qadar ini, maka pahalanya sama saja seolah dia telah beribadah seribu bulan. Penafsiran para ulama ini berdasarkan surat Al Qadr ayat 3 yang berbunyi “Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.”
Mujahid, Qotadah dan ulama lainnya berpendapat bahwa yang dimaksud dengan lebih baik dari seribu bulan adalah shalat dan amalan pada lailatul gadar lebih baik dari shalat dan puasa di seribu bulan yang tidak terdapat lailatul qadar. (Zaadul Masiir, 9: 191).
Dalam hal ini seribu bulan setara dengan 83 tahun 4 bulan. Dalam kitab Durratun Nasihin (hal. 271) menyebutkan Allah berseru kepada Rasulullah SAW: "Hai Muhammad, shalat dua rakaat pada malam kemuliaan (Lailatul Qadar) adalah lebih baik bagimu dan umatmu daripada perang di zaman Bani Israil selama seribu bulan.
Ini menjelaskan betapa pentingnya beribadah pada malam lailatul qadar, untuk kita buru agar kita mendapatkan keberkahan, hikmah, dan serta kandungan lain di dalamnya.
4. Malam keselamatan dan setan takkan bisa mengganggu
Allah berfirman dalam surat Al Qadr ayat 5 “Sejahterahlah (Malam itu) sampai terbit fajar" (QS. Al Qadr: 5). Dalam ayat ini Allah menyebutkan bahwa pada malam tersebut dipenuhi dengan kebajikan, keberkahan, dan keselamatan yang bahkan setan pun tidak dapat berbuat apa-apa di malam tersebut baik berbuat jelek atau mengganggu yang lain. Demikianlah kata Mujahid (Lihat Tafsir Al Qur'an Al 'Azhim, 14: 407).
Juga dapat berarti bahwa malam tersebut, banyak yang selamat dari hukuman dan siksa karena mereka melakukan ketaatan pada Allah (pada malam tersebut). Sungguh hal ini menunjukkan keutamaan luar biasa dari Lailatul Qadar. Ibnu Zaid dan Qotadah berkata bahwa pada malam lailatul qadar hanya ada kebaikan saja, tidak ada kejelekan hingga terbit fajar.