REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suasana Ramadhan terasa cukup kental di Restoran Asia, Ritz-Carlton, Mega Kuningan, Jakarta. Tamu akan disambut dekorasi khas dan lagu-lagu bernuansa Timur Tengah.
Berbagai menu takjil hadir dengan ciri khas Nusantara maupun Timur Tengah dan Asia. Sebut saja gorengan, kurma, kopi, teh tarik, hingga minuman teh ciri khas Maroko, yakni moroccan mint tea.
Kali ini, tema Maroko menjadi andalan dalam program Ramadhan 1444 di Ritz-Carlton Mega Kuningan. Menu couscous ala Maroko menjadi salah satu hidangan spesial iftar yang menggugah selera.
Ciri masakan Maroko dikenal dengan kelezatannya yang kaya rempah. Dari tampilannya, hidangan ini cukup berbeda dengan masakan Indonesia pada umumnya. Namun untuk paduan komposisi bahan makanan, rempah dan bumbunya tergolong masih ramah bagi lidah masyarakat Indonesia.
Sumber karbohidrat yang merupakan gandum berbentuk butiran kecil, ditumpuk tinggi bersama daging dan aneka sayuran matang. Sayurannya terdiri atas wortel, labu, hingga zukini.
"Couscous meliputi daging ayam, ikan, dan tujuh sayuran," kata chef Hayat Lazrak dari Kedutaan Besar Maroko.
Couscous jadi salah satu makanan pokok di Maroko. Kendati sering kali dihidangkan pada hari Jumat, sajian ini juga biasa dinikmati untuk berbuka puasa orang Maroko.
Di samping itu, ada menu sup harira yang juga wajib menjadi hidangan saat berbuka puasa. Bahkan, menurut chef Hayat, sup ini bisa ditemukan di semua tempat di Maroko saat memasuki waktu berbuka puasa.
Hidangan ini dilengkapi daging, humus (kacang arab), asparagus dan rempah dengan sedikit lemon. Sup harira biasanya lebih nikmat saat dimakan bersama buah kurma.
Menurut Endang Darmadi, Chef De Cuisine Restoran Asia, couscous menjadi salah satu keunikan dari masakan Maroko. Couscous dapat membuat kenyang karena pada dasarnya dilengkapi karbohidrat. Hanya saja, ciri khas makanan Maroko memang lebih banyak protein, sayuran, dan dimasak serbalunak.
"Jadi kalau ayam itu tulangnya bisa langsung copot, pada dasarnya lunak," kata chef Endang.
Cita rasa dari hidangannya cenderung agak manis, seperti dari berbagai menu tagine ala Maroko. Ada menu chicken apricot tagine, kefta tagine, fish tagine, dan oxtail tagine. Untuk menu fish tagine, rasa ikannya tidak pedas karena warna merahnya berasal dari tomat. Sensasinya lebih ke manis, asam dengan rempah khas Timur Tengah.
Sementara itu, kefta tagine, merupakan olahan daging cincang dibalut saus tomat yang menghasilkan rasa seimbang, tidak terlalu manis, pedas, atau asam. Untuk menu oxtail, pihak hotel mengganti buntut sapi dengan iga kambing yang dibuat khusus karena dianggap banyak disukai masyarakat Indonesia.
"Karena orang Indonesia kan suka buntut sapi, banyak tamu orang Indonesia ke Kedubes Maroko, akhirnya bikin ini," kata chef Endang.
Untuk bumbu dan rempah masakan, tidak jauh berbeda dengan Indonesia. Bumbunya banyak menyertakan tomat, kemudian kunyit, jahe, jintan, bawang, dan bawang putih dengan sedikit sensasi manis dan asam.