Meremajakan pikiran dan tubuh
Ahli diet klinis dan konsultan nutrisi di Rumah Sakit Medeor Dubai Juliot Vinolia Rajarathinam, mengatakan Ramadhan adalah waktu bagi umat Islam merenungkan pikiran dan tindakan mereka untuk meremajakan pikiran dan tubuh.
"Saat kita berkembang menjadi orang yang berfokus pada kehidupan berkelanjutan, inilah saatnya kita mengambil tanggung jawab untuk makan dengan bijak," ujarnya.
Beberapa hormon dan enzim penyembuhan jaringan dan pencegah penyakit yang unik diproduksi hanya selama puasa. Maka, kata dia, manfaat kesehatan ini hilang ketika orang terlalu banyak mengonsumsi makanan olahan, gula rafinasi, dan lemak trans.
"Sustainable eating adalah memilih makanan yang sehat dan sedikit diproses dengan dampak lingkungan yang lebih rendah, meningkatkan ketahanan pangan untuk semua,” katanya.
Makanan ramah lingkungan
Rajarathinam merekomendasikan memasak makanan besar atau memasak dalam batch selama Ramadhan. Sebab sedikit perencanaan sebelumnya pada porsi dapat sangat mengurangi pemborosan makanan, biaya makanan, dan emisi gas rumah kaca.
Sementara itu, membeli makanan seperti beras, gandum, lentil, kacang-kacangan, bawang merah, bawang putih dan rempah-rempah dalam jumlah besar selama penjualan Ramadhan dapat sangat menghemat uang dan juga mengurangi sampah plastik.
"Pembelian massal sangat mengurangi jumlah bahan kemasan dibandingkan dengan membeli produk yang sama dalam kemasan yang lebih kecil lebih sering,” katanya.