Kemudian Allah menyebutkan hikmah disyariatkannya puasa. Allah SWT berfirman, “Agar kamu bertakwa.”
Artinya, puasa itu merupakan salah satu faktor penyebab ketakwaan, karena berpuasa dalam merealisasikan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya.
Di antara bentuk yang meliputi ketakwaan dalam puasa itu adalah bahwa orang yang berpuasa akan meninggalkan apa yang diharamkan oleh Allah SWT. Seperti makan, minum, melakukan jima, dan semacamnya yang sangat diinginkan oleh nafsunya dengan maksud mendekatkan diri kepada Allah, seraya mengharapkan pahala dalam meninggalkan hal tersebut. Ini merupakan bagian ketakwaan.
Bahwasanya orang yang berpuasa itu melatih dirinya untuk selalu merasa diawasi oleh Allah SWT. Maka dia meninggalkan apa yang diinginkan oleh nafsunya padahal dia mampu melakukannya, karena dia tahu bahwa Allah melihatnya.
Bahwasanya puasa itu mempersempit jalan masuk setan, karena setan itu berjalan dalam tubuh manusia seperti jalannya darah. Maka puasa akan melemahkan pengaruhnya dan meminimalkan kemungkinan berbuat maksiat.
Seorang yang berpuasa biasanya akan bertambah ketaatannya, dan ketaatan itu adalah gambaran dari ketakwaan. Orang yang kaya jika merasakan susahnya kelaparan saat berpuasa, ia akan menghibur kaum miskin, dan ini pun termasuk gambaran ketakwaan.