REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Ramadhan merupakan bulan suci yang penuh ampunan. Di bulan inilah kita diberikan kesempatan terbaik oleh Allah untuk menebus dosa-dosa. Untuk dapat menebus dosa-dosa tersebut terdapat berbagai cara, salah satunya memperbanyak istighfar.
Tendik Purna Tugas Universitas Islam Indonesia (UII) Imam Mujiono menilai Ramadhan merupakan waktu terbaik beristighfar, khususnya waktu sahur. Hal itu disampaikan dalam Pesantren Ramadhan 2022 di Gedung Kuliah Umum Dr Sardjito UII.
"Waktu yang kondusif untuk membakar dosa kita yaitu ketika sahar, waktu sahar (waktu sebelum subuh) mulai dari jam satu sampai menjelang imsak," kata Imam, Kamis (27/4).
Ia mengingatkan, Allah Yang Maha Pengampun akan mengampuni dosa-dosa hamba-Nya ketika mereka tulus beristighfar karena efektivitas pahala dari istighfar luar biasa. Allah, lanjut Imam, Dzat yang senang mengampuni segala macam dosa kita.
Selain itu, ia menekankan, memasuki hari-hari akhir Ramadhan 1443 Hijriyah akan lebih baik diisi dengan berdzikir. Sebab, pahala akan terus mengalir meski kita tertidur ketika melakukan dzikir, dibandingkan bangun tapi malah menambah dosa.
Terakhir, ia memberi contoh waktu lain yang dapat kita manfaatkan mendekatkan diri kepada Allah, yaitu saat itikaf. Ketika kita melakukan itikaf dapat pula kita manfaatkan untuk membangun impian-impian hidup pada masa yang akan datang.
Imam menekankan, orang-orang sukses di dunia, Steve Jobs misal, terus berusaha, tidak berhenti berusaha demi mewujudkan impian-impian yang dimiliki. Karenanya, mewujudkan impinan mungkin jika kita terus berusaha dan tidak berhenti berusaha.
"Orang sukses atau winner selalu kelebihan satu cara, sedangkan orang bermental gagal atau loser selalu kelebihan satu alasan," ujar Imam.
Pada kesempatan itu, ia turut mengucapkan rasa syukurnya karena sudah mendapat kesempatan menjadi bagian dari keluarga besar UII sampai pada masa purna tugas. Imam mengaku bersyukur, tidak cuma karena UII memiliki banyak orang pintar.
Sebab, ia berpendapat, orang-orang yang bekerja di UII tidak cuma melaksanakan tugas dengan bekerja, tapi mencari berkah. Menurut Imam, dengan berkah rezeki inilah, berapapun gaji dapat diterima sebagai rezeki yang jelas-jelas halal.
"Mari kita jaga UII, insya Allah ini amanat dari Gusti Allah untuk mencerdaskan umat manusia," kata Imam.