Lailatul Qadar
Pendakwah Habib Ahmad Al Kaff sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Hikmatun Nuur Jakarta Timur menjelaskan Ramadhan diberikan khusus untuk umat Nabi Muhammad SAW yang di dalamnya terdapat malam Laiatul Qadar. "Ketika seseorang berada di dalamnya dalam keadaan sedang beribadah, maka amalnya akan dilipatgandakan lebih dari 1.000 bulan," demikian penjelasannya dalam Mimbar Ramadhan Masjid Istiqlal pada Ahad (24/4/2022).
Secara umum, kata dia, tanda-tanda Lailatul Qadar tidak diberikan oleh Allah SWT secara tepat. Hanya saja Rasulullah menggarisbawahi bahwa saat malam Lailatul Qadar kurang lebih tandanya ialah malam terlihat jernih dan keesokannya matahari tidak muncul dengan cahayanya yang jelas.
Menurutnya, Allah SWT sengaja tidak dijelaskan secara detail kapan waktu datangnya, agar umat Muslim terus semangat di setiap malam Ramadhan. Yang terpenting, kata dia, perlu meyakini bahwasannya malam Lailatul Qadar terdapat di bulan Ramadhan, sesuai dengan firman dalam Alquran surat Al Baqarah ayat 185.
"Ketika malam Lailatul Qadar tersebut, orang-orang yang mencari rahmat Allah Jalla Jalaluhu otomatis bergetar hatinya dan ingin bermunajat kepada Allah Jalla Jalaluhu, ingin memperbanyak ibadah, mementingkan akhirat lebih daripada dunia."
Maka dari itu, ia mengajak umat Muslim memperbanyak doa disertai kerendahan hati demi memperoleh ridha Allah SWT. Selain itu, Ramadhan mendorong diri manusia untuk berpikir sejenak akan dosa yang terjadi masa lalu, disertai perubahan diri ke arah yang lebih baik.
"Jangan berbangga dengan kegiatan yang diisi ngobrol dan bergunjing. Rasulullah SAW mengajak kita untuk Shalat Tarawih yang tidak ada di bulan-bulan lainnya. Ketika berada di penghujung Ramadhan, marilah kita bertafakur, beribadah di masjid," kata Habib Ahmad dalam ceramahnya.