REPUBLIKA.CO.ID, JEMBRANA -- Agustus 2012 menjadi bulan istimewa bagi bangsa Indonesia, khusunya umat Muslim Indonesia. Sebab, ada dua hari besar yang dirayakan pada bulan ini, pertama peringatan hari Kemerdekaan RI ke-67 yang jatuh pada 17 Agustus lalu. Dan kedua Hari Raya Idul Fitri 1433 Hijriyah.
Demikian yang disebutkan Drs H Ahmad Baraas MSi, dalam khutbah Idul Fitri 1433 Hijriyah di Masjid Raya kota Negara, Kabupaten Jembrana, Bali, Ahad (19/8) kemarin. Disebutkannya, kedua kemerdekaan itu diperoleh umat Islam Indonesia dengan perjuangan yang berat.
Jika dalam merebut kemerdekaan umat Islam Indonesia telah mengorbankan harta dan nyawa dalam melawan penjajah, sedangkan dalam perayaan Idul Fitri, umat Islam memenangkan pertarungan dalam melawan hawa nafsunya.
"Ini adalah perang yang besar, bahkan kemenangannya lebih besar dari kemenangan melawan penjajah," kata Baraas.
Mengutip surah Al Araf ayat 176, Baraas menyebut manusia memiliki kelemahan yakni memiliki kecendrungan selalu mengikuti hawa nafsu. Manusia selalu tergoda mengikuti kehidupan duniawi. Dalam Ramadhan, katanya, kecenderungan negatif itu dikendalikan dan diarahkan agar menjadi kecenderungan berbuat salih.
Menurut Baraas, hal tersebut memerlukan perjuangan berat dan hanya bisa dimenangkan orang-orang yang ihlas dalam melaksanakan ibadah puasa Ramadhan. Lebih jauh Baraas menyebut datangnya Idul Fitri, umat Islam yang telah menang melawan hawa nafsunya, memulai kedidupannya dari titik nol lagi. Termasuk menjalani kehidupan sebelas bulan kedepan hingga bulan Ramadhan tahun depan menyapa.
Mereka yang bisa menjaga perilakunya dan bisa secara terus menerus mengendalikan dirinya sebelas bulan kedepan itu, adalah orang-orang yang berhasil melaksanakan ibadah puasanya. "Merekalah orang yang telah dihampiri oleh para malaikat yang akan membantu mereka menyelesaikan segala urusannya," tuntas Baraas.