REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN—Seorang pemudik asal Palangkaraya, Kalimantan Tengah mengaku menjadi korban pembiusan dengan menggunakan air minum. Akibatnya beberapa barang berharga yang dibawa korban raib dicuri orang.
Tak hanya itu --pria yang mengaku akan mudik ke Wonogiri ini-- sudah tiga hari terakhir terlantar di Kota Semarang. Selama itu pula ia harus berjalan kaki tanpa pernah tahu arah dan tujuan.
Mencuatnya kasus pembiusan pemudik ini berawal saat korban, Ja’i (40) yang berjalan kaki mampir di Posko Lebaran Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kabupaten Semarang, di jalan Soekarno- Hatta, Ungaran, Selasa (21/8).
Ia mengaku sudah tiga hari berjalan tanpa tahu tujuan dari dari Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang. Sebelumnya ia menjadi korban pembiusan beberapa saat setelah turun dari KM Egon, di pelabuhan tersebut, pada Sabtu (19/8).
Pria yang hanya mengenakan baju hitam dan celana jeans itu menceritakan awalnya akan melanjutkan perjalanan ke Baturetno, Wonogiri, Jawa Tengah untuk mengunjungi neneknya.
Namun beberapa saat setelah turun dari kapal ada seorang ibu dengan anaknya yang mengaku kecopetan. Karena iba, iapun memberikan uang Rp 50.000, nasi bungkus dan air mineral botol.
“Tapi air mineral itu tidak diminum dan justru dikembalikan lagi kepada saya,” ujarnya kepada petugas Posko Lebaran Dishubkominfo, Pemkab Semarang.
Begitu air mineral tersebut diminumnya, tak beberapa lama berselang Ja’i mengaku tidak sadar. Ia baru tersadar setelah semua barang bawaannya sudah raib di ruang tunggu Pelabuhan Tanjung Emas.
Masing- masing uang senilai Rp 3 juta, ponsel, dompet yang berisi surat-surat berharga dan tas pakaian. Apa yang dialaminya sudah dilaporkan kepada petugas Pos Kesatuan Polisi Pengamanan Pelabuhan (KP3) Tanjung Emas Semarang.