REPUBLIKA.CO.ID, Selesai khotbah idul fitri di Masjid, para jamaah shalat ied biasanya langsung bersilaturahim sesama jamaah. Hal ini seperti berlangsung di Masjid Al-Muhajirin, Ciledug, Larangan Indah, Tangerang. Koran-koran pun juga seperti biasa tergeletak begitu saja setelah digunakan sebagai alas sajadah untuk sholat ied.
Beberapa pemulung dan tukang sampah terlihat memungut koran-koran yang mungkin bagi mereka sudah masuk ke dalam definisi sampah. Mereka seperti tidak memerdulikan ini adalah hari kemenangan yang harusnya menjadi hari libur dari pekerjaan dan istirahat dari segala hiruk pikuk keseharian.
Salah seorang dari mereka terlihat memungut lembaran koran ke dalam karungnya. Terlihat di dalam karung goninya sudah menggunung tumpukan koran. Dia tetap saja memasuk-masukan koran sebanyak-banyaknya.
Nama dia, Saiful (27 tahun), memungut koran seusai sholat ied sudah menjadi kegiatannya setiap tahun. Menurut dia hal ini sudah dilakukannya semenjak tiga tahun yang lalu. Dia menambahkan sudah tiga tahun ini pula dia tidak pulang kampung.
Sebenarnya dia melakukan ini pun tidak langsung dibayar. Hal ini dikarenakan sang bos sedang pulang kampung. Menurut dia setelah dikumpulkan akan ditaruh dirumahnya terlebih dahulu, baru dijual setelah bosnya kembali ke Jakarta.
Lembaran koran yang berhasil dikumpulkan oleh Saiful ini nantinya akan ditimbang dan dijual Rp 6 ratus per kilogram. Menurut dia sekarang ini harga jual koran sedang menurun, diperkirakan beberapa bulan lagi baru berangsur naik.
Walau badai menerjang dan hambatan selalu merintang, Saiful sang kepala keluarga tetap maju terus pantang mundur. Ketika Hari Raya Idul Fitri dijadikan sebagai hari untuk kembali ke tanah asal atau rumah yang sudah lama ditinggalkan.