REPUBLIKA.CO.ID,LOMBOK BARAT - Aksi penutupan jalan raya oleh warga di Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, berlanjut pada Selasa (30/8) malam atau pada malam takbiran Idul Fitri 1432 Hijriyah. Penutupan jalan raya kali ini dilakukan oleh sekitar 300 warga Desa Beleka, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, sekitar pukul 23.30 WITA.
Warga melakukan aksi itu karena kecewa terhadap kebijakan Bupati H Zaini Arony yang membatalkan lomba pawai takbiran dengan alasan yang tidak jelas. Sebelumnya, aksi penutupan jalan raya juga dilakukan oleh warga Desa Dasan Geres, Kecamatan Gerung, pada Selasa siang sekitar pukul 10.00 WITA. Penyebabnya juga sama yakni kecewa dengan kebijakan bupati yang membatalkan lomba pawai takbiran.
Warga Desa Beleka menutup badan jalan raya menuju Desa Dasan Tapen atau desa tempat tinggal keluarga bupati dengan kayu dan sampah yang dibuang berserakan. Jalan yang ditutup itu juga sempat dilalui oleh iring-iringan peserta pawai takbiran yang digelar warga Desa Dasan Tapen. Aksi penutupan jalan sempat membuat arus kendaraan dari arah Pelabuhan Lembar ke Mataram dan sebaliknya macet sekitar 30 menit.
Warga Desa Beleka akhirnya membuka akses jalan sekitar satu jam kemudian. Itu setelah Camat Gerung Mahnan dan Kapolsek Gerung, serta Kepala Desa Beleka Junaidi, mengajak warga untuk berdialog guna menyelesaikan masalah.
Dalam dialog tersebut, salah seorang warga Aji menyampaikan alasan kenapa pihaknya melakukan aksi penutupan jalan raya sebagai bentuk kekecewaan terhadap kebijakan Bupati Lombok Barat H Zaini Arony yang membatalkan lomba pawai takbiran secara sepihak.
"Apa alasan bupati membatalkan lomba pawai takbiran. Kami merasa dirugikan. Selain materi, juga karena persiapan mengikuti lomba sudah dua bulan yang lalu. Remaja masjid di sini menggelar rapat sebelum bulan puasa," katanya.