REPUBLIKA.CO.ID,KUPANG - Gubernur Nusa Tenggara Timur, Frans Lebu Raya, mengharapkan momentum Ramadhan dan Idul Fitri 1432 Hijriah memberi kesejukan emosional untuk saling memaafkan serta mampu menjauhkan segala pertentangan dan perselisihan.
"Saya harap dua momentum spiritual itu dapat menjadi daya dorong untuk tetap sehati sesuara membangun NTT baru demi mewujudkan masyarakat yang berkualitas, adil, demokratis dan sejahtera dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," kata Frans Lebu Raya dalam pidato menutup masa puasa dan menyambut Idul Fitri 1432 Hijriah bagi masyarakat NTT di Kupang.
Gubernur Frans Lebu Raya meyakini bahwa Ramadhan telah dilaksanakan dengan segenap hati dan didorong oleh iman yang kuat, bukan sesuatu tanpa makna dan bukan satu rutinitas belaka, melainkan memiliki nilai spiritual yang amat kaya. Menyadari dalamnya makna puasa dan Idul Fitri, Frans Lebu Raya meminta umat muslim di NTT untuk senantiasa mewarnai nilai kebajikan dan spiritual yang terkandung didalamnya dalam kehidupan nyata setiap hari.
"Nilai-nilai kebajikan dan spiritual selama puasa tidak saja diungkapkan selama bulan suci Ramadhan, tetapi dalam seluruh ziarah hidup tanpa dibatasi ruang dan waktu," ujarnya.
Ia menambahkan, semua kebajikan dan nilai spiritual hendaknya dihayati secara sungguh-sungguh dan diamalkan dalam kehidupan setiap hari di tengah-tengah masyarakat yang majemuk. Sebagai orang nomor satu di NTT, Frans meminta masyarakat di provinsi itu terus mengendalikan hawa nafsu, menambah kepekaan dan solidaritas sosial kepada orang-orang yang tidak berpunya, menderita dan tidak pernah merasa kenyang dengan memberikan bantuan rezeki.