REPUBLIKA.CO.ID,MAJENE - Mesti pelaksanaan lebaran tertunda pasca rapat sidang Isbat penetapan 1 Syawal 1432 Hijriah, namun pesta kembang api tetap terdengar menghiasi langit-langit kota Majene, Sulawesi Barat.
Ribuan masyarakat Senin (29/8) malam kemarin berkumpul di kompleks pertokoan yang ada di jalan Wahab Azasi, Majene.
Warga yang berada di lokasi pertokoan ini tetap membunyikan petasan walaupun mereka telah mengetahui bahwa pemerintah telah menetapkan 1 Syawal jatuh pada Rabu (31/8) besok. Bukan hanya itu, warga yang umumnya menggunakan kendaraan roda dua itu juga masih melakukan aksi konvoi keliling kota sebagai rangkaian menyambut datangnya Lebaran tahun ini.
"Kami juga bingung kenapa tahun ini terjadi perbedaan penentuan 1 Syawal. Kali ini kami anggap paling parah karena tahun sebelumnya umat Muslim tetap mengetahui kapan kita melakukan persiapan takbir keliling," ujar seorang warga.
Menurutnya, perbedaan penentuan 1 Syawal tahun ini tentu akan semakin membuat umat muslim bingung. Karena, segala persiapan untuk menyambut datangnya hari "Kemenangan " ini telah disiapkan.
"Umat muslim akhirnya kembali menggelar shalat Tarawih karena pemerintah menetapkan 1 Syawal pada hari Rabu (31/8), walaupun jemaah Muhammadiyah akan tetap berlebaran esok pagi (30/8)," ungkapnya.
Dia mengatakan bahwa dirinya tidak akan melaksanakan ibadah puasa saat jemaah Muhammadiyah berlebaran. Karena, khawatir ibadah puasa yang dilakukannya justru tidak bernilai ibadah. "Pada hari puasa terakhir tidak akan saya jalani karena takut ibadah yang dikerjakan justru bernilai dosa. Ini yang mesti menjadi tugas pemerintah untuk tidak membuat umat menjadi umat yang bingung," katanya.