REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Arus balik melalui kereta api tujuan Jakarta diprediksi tidak memadati Stasiun Pasar Senen. Pasalnya, sebagian besar penumpang memilih turun di Stasiun Jatinegara dan Bekasi.
"Penumpang lebih memilih turun di Stasiun Bekasi atau Jatinegara. Stasiun Senen hanya menerima sekitar 25 persen penumpang arus balik di setiap kereta," kata Kepala Stasiun Kereta Api Pasar Senen Saefudin di Jakarta, Kamis (23/8).
Sampai hari keempat (H+4) pasca lebaran ini, Stasiun Senen telah menerima kurang lebih 25.000 penumpang arus balik sehingga rata-rata per hari 6.250 orang. Angka tersebut jauh di bawah pemudik yang setiap harinya mencapai 13.000-16.000 dari H-3.
Sampai dengan Kamis sore, Stasiun Pasar Senen telah menerima 6.860 dari 25 rangkaian kereta api. Menurut Saefudin, angka tersebut akan melonjak 2,5 kali lipat pada tanggal 25 Agustus atau satu pekan setelah lebaran.
"Hari Sabtu diperkirakan menjadi puncak arus balik dengan jumlah penumpang yang turun di Stasiun Pasar Senen sebanyak 15.000 orang," kata dia.
Sementara, untuk mengatasi padatnya lintasan kereta pada periode arus balik ini, PT Kereta Api Indonesia (KAI) memutuskan untuk memperpanjang kebijakan "KRL tidak berhenti di Stasiun Gambir dan Pasar Senen" sampai 31 Agustus.
"Perpanjangan kebijakan ini karena masih tingginya arus penumpang yang akan mudik meninggalkan Jakarta dari Stasiun Pasar Senen dan Gambir," kata Kepala Humas PT KAI Daerah Operasional I Mateta Rijalulhaq.
Mateta menyarankan, penumpang KRL yang turun di Stasiun Senen bisa mengubah rencananya dengan berhenti di Stasiun Kramat Sentiong atau Stasiun Kemayoran. Sementara Stasiun Gondangdia dan Juanda direkomendasikan bagi mereka yang akan turun di Gambir.
Menurut Mateta, perpanjangan kebijakan tersebut diambil karena petugas kereta api masih dikonsentrasikan untuk melayani dan memeriksa 'boarding pass' pemudik yang sampai hari ini masih mencapai 13.000 di Stasiun Senen.