REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puasa selama Ramadhan dapat meningkatkan kebugaran fisik, meskipun banyak orang mungkin masih mengabaikan banyak manfaat kesehatannya. Puasa sepanjang bulan suci Ramadhan dapat membantu Anda mendetoksifikasi tubuh dan mengurangi stres oksidatif dan peradangan ketimbang membuat Anda merasa lesu atau mengantuk.
Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk fokus menjalani gaya hidup sehat dan menghindari penyakit dan masalah kesehatan. Puasa memiliki kemampuan memperkuat aspek spiritual, fisik, dan mental seseorang.
“Ramadhan adalah bulan yang bagus untuk menurunkan berat badan. Banyak jenis makanan yang bisa dikukus, misalnya sayuran, ikan, makanan laut, dan berbagai jenis protein. Jika Anda tidak suka makan buah utuh, Anda bisa mencampurnya dengan susu untuk shaker atau membuat smoothie,” ujar Aya Berry, seorang blogger makanan dan travel dari Alexandria, dilansir Ahram Online.
Berry juga menyarankan menambahkan warna pada piring mereka dan menghiasnya seperti di restoran. “Semakin banyak warna piring Anda, semakin sehat,” tambahnya.
Berry, merupakan lulusan media dari Akademi Sains dan Teknologi Arab. Ia membuat video pendek tentang fotografi perjalanan dan makanan. Dia mengambil keuntungan dari setiap kesempatan untuk memanfaatkan dirinya dalam budaya Mesir, seperti dalam makanan yang baik, foto yang bagus, dan memori yang baik. Karena tujuannya adalah untuk memberi merek tempat-tempat wisata Mesir, ia menggunakan makanan sebagai elemen yang dapat menarik orang ke budayanya.
Film pendeknya Alexandria: Sad Rad (Alexandria: Back and Forth) menarik lebih dari empat juta penonton, salah satu yang menarik perhatian penonton ada pada berbagai masakan di Alexandria, seperti Yunani, Armenia, dan Mesir. “Rasa berbeda dari makanan yang sama yang disajikan oleh budaya yang berbeda membuat seseorang merasa terpenuhi tidak hanya secara fisik tetapi juga secara spiritual. Inilah yang seharusnya kita rasakan saat Ramadhan,” kata Berry.
Puasa terkenal dengan berbagai manfaat kesehatannya. Puasa Ramadhan sebenarnya adalah bentuk atau sumber asli dari puasa intermiten yang sekarang banyak dilakukan orang. Bedanya, selama puasa tidak diperbolehkan minum.
Dia memperhatikan orang berkumpul di sekitar makanan yang mereka makan bersama, meskipun ini dapat membawa bahaya dan juga manfaat. “Jika keluarga dan teman Anda selalu makan junk food atau terlalu banyak makanan manis, pasti Anda akan selalu mengonsumsi makanan itu juga,” ucap Berry.
Ramadhan juga dapat membawa tantangan pada pola makan yang sehat. Siapa yang bisa menolak qatayef (pancake isi manis dengan kacang utuh atau keju)? Atau makanan penutup seperti baklava, konafa, basbousa dan khushaf yang menjadi pusat perhatian di meja makan Ramadhan? Siapa yang bisa menolak minuman Ramadhan seperti qamareddin, kharroub, karadei, sobia dan tamr hendi?