REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Dengan datangnya bulan Ramadhan di Libya yang tengah dilanda perang, sekelompok sukarelawan bekerja sepanjang waktu untuk mengganti salinan Alquran yang lama atau rusak.
Khaled al-Drebi merupakan salah satu orang yang memperbaiki Alquran paling terkenal di Libya. Dia juga salah satu seniman yang setiap hari datang ke bengkel Tripoli untuk memenuhi banjirnya permintaan pelanggan selama Ramadhan.
Ramadhan adalah bulan pengabdian bagi umat Islam di mana puasa setiap hari dari fajar hingga senja dibarengi dengan ibadah dan kegiatan amal. Di bulan ini terjadi lonjakan penjualan Alquran.
"Pembelian Alquran baru secara tradisional meningkat sebelum bulan Ramadhan, tetapi baru-baru ini terjadi perubahan di Libya," kata Drebi dilansir VOA News, Senin (4/4/2022).
Kenaikan harga Alquran telah mengganggu tradisi banyak orang, terutama setelah negara berhenti mencetaknya di Libya. Negara Afrika Utara ini mengalami lebih dari satu dekade konflik, meninggalkan banyak institusinya dalam kekacauan dan memberikan dampak besar bagi ekonomi negara kaya minyak itu.
"Karena harga Alquran meningkat, jumlah orang yang tertarik untuk memperbaiki Alquran telah lama mendapatkan perhatian yang lebih,” ucapnya.