REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Ramadhan menjadi pengalaman yang menarik bukan saja bagi Muslim, tetapi juga bagi komunitas Yahudi dan Kristen. Karena bagi mereka, tradisi Ramadhan ini bukan hanya milik Muslim, tetapi juga menjadi bagian dari kehidupan mereka sejak kecil.
Hal ini diungkapkan oleh mantan kepala komunitas Kristen Ortodoks Yunani, Andon Parizyanos (73 tahun) yang lahir dan tumbuh di distrik Fatih, pusat Istanbul. Di lingkungan tempatnya tinggalnya pada 1950-an memiliki banyak gereja, sinagoga, dan masjid yang indah.
Sejak menjadi kanak-kanak, ia sering diminta neneknya menunggu tembakan meriam. Setelah tembakan berbunyi, maka neneknya akan memintanya membagikan makanan untuk tetangga Muslimnya.
“Ada Istanbul yang berbeda pada masa itu. Ada banyak rasa hormat. Nenek saya selalu memperingatkan kami, mengatakan 'Hati-hati! Ada yang puasa. Jangan makan di luar di jalanan. Itu bukan hal yang benar untuk dilakukan di bulan Ramadhan',” kata Parizyanos, mengingat masa kecilnya di Balat, tempat ia dilahirkan.
Parizyanos juga memiliki ingatan lain, terutama yang berkaitan dengan makanan. Kenangannya yang paling indah adalah tentang Ramadhan pide, sejenis pembuat roti pita yang dipanggang di Turki, terutama di bulan Ramadhan. Orang-orang akan antre berdiri untuk membeli pide panas dari toko roti di lingkungan sekitar saat waktu berbuka puasa semakin dekat.
“Nenek saya biasa mengirim saya ke tukang roti setempat untuk membeli pide panas. Setelah saya membawanya ke rumah, nenek saya akan mengoleskan mentega Trabzon alami di dalam pide panas dan juga menaruh sepotong keju di dalamnya. Mentega dan keju akan meleleh di dalam pide,” ujar Parizyanos yang juga seorang pensiunan guru.
Trabzon adalah provinsi timur laut di wilayah Laut Hitam Turki, terkenal dengan makanan alaminya seperti mentega, keju, dan produk berbasis susu lainnya. “Saya akan makan pide dengan keju dan mentega cairnya dengan senang hati. Saya tidak bisa melupakan rasa itu setelah bertahun-tahun. Karena sangat menyenangkan. Bahkan hari ini, sekeluarga, kami selalu membeli pide Ramadhan. Tradisi seperti itu lahir karena Ramadhan,” katanya dilansir dari TRT World, Rabu (6/4/2022).
Membeli pide adalah sesuatu yang juga dilakukan oleh orang-orang Yahudi Turki selama Ramadhan. “Kami tidak berpuasa di bulan Ramadhan, tetapi kami juga merasakan dan menghayati semangat Ramadhan. Kami juga menjalaninya entah bagaimana. Ketika saya pergi berbelanja, saya membeli pide,” ujar Moris Levi, anggota terkemuka komunitas Yahudi Turki.