Menakar Kesiapan Menyambut Ramadhan

Red: Ani Nursalikah

Rabu 30 Mar 2022 21:03 WIB

Ilustrasi Ramadhan. Menakar Kesiapan Menyambut Ramadhan Foto: Reuters/Nikola Solic Ilustrasi Ramadhan. Menakar Kesiapan Menyambut Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Bahrus Surur-Iyunk, Penulis buku Indahnya Bersabar Penyejuk di Kala Gundah (Guepedia, 2021)

 

Baca Juga

Salah satu hal yang patut diwaspadai oleh seorang muslim, menurut Imam Abu Bakr Az-Zur’i adalah at-tahawun bil-amri idza hadlara waqtuhu. Yaitu, saat kewajiban telah datang tetapi kita tidak siap untuk menjalankannya atau menganggap ringan atau mengentengkan suatu perintah atau perkara ketika perintah telah datang.

Ketidaksiapan dan mengentengkan tersebut merupakan salah satu bentuk meremehkan suatu perintah. Akibatnya ada dua, yaitu akan muncul kelemahan untuk menjalankan kewajiban tersebut dan terhalang dari ridha-Nya. Kedua dampak ini merupakan bentuk hukuman atas ketidaksiapan dalam menjalankan kewajiban yang telah nampak di depan mata.

Dulu, sebagai persiapan menyambut bulan suci Ramadhan, Rasulullah memperbanyak puasa di bulan Sya’ban. ‘Aisyah radhiallahu ‘anha berkata,

وَلَمْ أَرَهُ صَائِمًا مِنْ شَهْرٍ قَطُّ أَكْثَرَ مِنْ صِيَامِهِ مِنْ شَعْبَانَ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ إِلاَّ قَلِيلا

“Saya sama sekali belum pernah melihat Rasulullah SAW berpuasa dalam satu bulan sebanyak puasa yang beliau lakukan di bulan Sya’ban, beliau berpuasa di bulan Sya’ban, kecuali sedikit hari.” (HR. Muslim 1156)

Beliau tidak terlihat lebih banyak berpuasa di satu bulan melebihi puasanya di bulan Sya’ban, dan beliau tidak menyempurnakan puasa sebulan penuh kecuali di bulan Ramadhan. Generasi emas Islam di masa lampau memiliki perhatian yang luar biasa besar dengan Ramadhan. Mereka selalu mempersiapkan diri menyambut Ramadhan dengan sebaik-baiknya. Sebagian ulama salaf mengatakan, sebagaimana di ungkap dalam kitab Lathaiful Ma’arif,

كَانُوا يَدْعُوْنَ اللهَ سِتَّةَ أَشْهُرٍ أَنْ يُبَلِّغَهُمْ شَهْرَ رَمَضَانَ ثُمَّ يَدْعُوْنَ اللهَ سِتَّةَ أَشْهُرٍ أَنْ يَتَقَبَّلَهُ مِنْهُمْ

”Mereka (para sahabat dan para tabiin) berdo’a kepada Allah selama 6 bulan agar mereka dapat menjumpai bulan Ramadlan.”