Angka Konsumsi Naik Selama Ramadhan, Kok Bisa?

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Agung Sasongko

Kamis 31 Mar 2022 05:00 WIB

Ilustrasi Ramadhan Foto:

1

 “Setelah kenaikan harga yang terjadi, bukan salah pengecer jika ada kenaikan harga, terutama karena kenaikan harga dolar dan ketidakstabilan umum,” kata Mohamed Al-Said, 45 tahun, Pemilik supermarket berusia tahun di Kairo. 

Harga komoditas diperkirakan akan naik 10 sampai 15 persen, sebagai akibat dari depresiasi pound terhadap dolar. Pengecer, supermarket, dan toko kecil tidak dapat disalahkan atas kenaikan harga, yang disebabkan oleh kenaikan yang dikenakan oleh produsen, importir, dan produsen.

Kenaikan harga juga bukan untuk kepentingan pengecer, karena sering kali mengurangi margin keuntungan dan penjualan.

Samia Gamal, seorang pekerja kantoran Kairo berusia 50 tahun, mengatakan bahwa di keluarganya persiapan untuk Ramadhan termasuk membeli banyak mentega untuk membuat makanan penutup, membeli kacang, kelapa, dan kismis, serta bumbu khusus dan ayam. 

"Harga daging sebaliknya terlalu tinggi bagi saya. Tahun ini, saya sudah melihat kenaikan harga bahkan sebelum Ramadhan dimulai. Semuanya sudah naik dari 10 poundsterling menjadi 40 poundsterlung. Saya tidak yakin bagaimana kita akan melewatinya,” kata dia.

Baca juga : Waktu Imsak Sebagai Batas Sahur, ini Penjelasannya

 

 

Terpopuler