Kemukjizatan Medis Berbuka Puasa dengan Kurma

Rep: Imas Damayanti/ Red: Ani Nursalikah

Selasa 29 Mar 2022 00:07 WIB

Pembeli memilah kurma di gerai oleh-oleh haji umroh di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta. Kemukjizatan Medis Berbuka Puasa dengan Kurma Foto: Republika/Thoudy Badai Pembeli memilah kurma di gerai oleh-oleh haji umroh di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta. Kemukjizatan Medis Berbuka Puasa dengan Kurma

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama berabad-abad, puasa erat kaitannya dengan kurma. Kaum Muslim dari dulu sampai sekarang senantiasa bersiap-siap sejak dini menyiapkan kurma, terutama untuk berpuasa.

Selain karena kurma adalah makanan pertama Nabi saat berbuka, ternyata ada kemukjizatan medis saat berbuka dengan kurma. Rasulullah SAW mengimbau orang-orang yang berpuasa agar berbuka dengan kurma basah atau kering dan menjadikan santapan buka pertama dengannya.

Baca Juga

Hal ini sebagaimana hadits Nabi, Rasulullah SAW bersabda, “Idza afthara ahadukum falyufthir ala tamrin fa in lam yajid falyufthir alal-maa-I fa-innahu thahuran,”. Yang artinya, “Apabila salah seorang dari kalian akan berbuka, hendaklah ia berbuka dengan kurma. Barangsiapa yang tidak mendapatinya, maka hendaklah ia berbuka dengan air karena sesungguhnya air itu suci,”.

Jamal Muhammad Az-Zaki dalam buku Sehat dengan Ibadah menjelaskan bahwa di balik sunnah tersebut, terkandung petunjuk medis, manfaat, dan juga hikmah yang sangat besar. Rasulullah SAW memilih jenis makanan ini karena manfaatnya yang begitu besar bagi kesehatan dan bukan sekadar karena makanan tersebut tersedia di daerah padang pasir.

Ketika orang yang berpuasa mulai menyantap hidangan buka, sistem-sistem dalam tubuh langsung terangsang. Sistem pencernaan mulai menjalankan tugasnya, terutama lambung yang ingin disayang dan coba digerakkan dengan lembut. Pada saat berbuka, orang yang berpuasa membutuhkan sumber gula cepat yang didorong oleh rasa lapar sebagaimana kebutuhannya pada air minum.

Bahan makanan tercepat yang bisa diserap dan cepat sampai ke dalam darah adalah makanan yang mengandung karbohidrat, khususnya jenis makanan yang mengandung monosakarida, disakadarida, glukosa, atau sukrosa karena tubuh mampu menyerapnya dengan mudah dan cepat dalam waktu yang singkat.

Lebih-lebih ketika lambung dan usus sedang kosong seperti keadaan orang yang berpuasa. Sehingga dengan memakan kurma sebagai makanan pertama saat berbuka, secara bersama-sama hal itu dapat menghilangkan rasa lapar dan dahaga. Sebab pada akhir fase penyerapan, tepatnya di detik-detik penghujung puasa, kadar kekentalan glukosa dan insulin dari darah dalam vena portak hepatik menurun.

Penurunan ini mengurangi pemakaian glukosa dan mengambilnya melalui sel-sel hati dan jaringan-jaringan periferal seperti sel otot dan sel saraf dan setiap simpangan glikogen di hati telah atau nyaris diurai secara keseluruhan. Dalam keadaan seperti itu, untuk memperoleh energi, jaringan-jaringan bergantung pada oksidasi asam lemak dan oksidasi glukosa yang dibuat di hati dari asam amino dan gliserol.

Oleh sebab itu, memulur organ penyerap makanan dengan glukosa secara cepat pada waktu berbuka memiliki manfaat yang sangat banyak. Jadi, kekentalan glukosa di dalam darah vena portal akan seketika meningkat setelah diserap. Glukosa itu pertama-tama masuk ke sel-sel hati kemudian ke sel-sel otak, darah, sistem saraf, sistem otot, dan semua jaringan lain di dalam tubuh yang telah Allah atur agar karbohidrat menjadi nutrisi ideal dan termudah dalam memperoleh energi.