Dentuman Suara Meriam di Lebak Penanda Berbuka Puasa

Red: Ani Nursalikah

Jumat 07 May 2021 12:34 WIB

Dentuman Suara Meriam di Lebak Penanda Berbuka Puasa. Petugas bersiap menyalakan meriam di Masjid Al Araaf Rangkasbitung, Lebak, Banten, Selasa (13/4/2021). Warga setempat menggunakan meriam sebagai penanda waktu berbuka puasa selama bulan Ramadhan. Foto:

1

Meriam locok produksi VOC dinamakan "Si Jagur" dengan menggunakan bahan peledak dari karbit dan air. Suara dentuman "Si Jagur" lebih keras hingga terdengar kejauhan sekitar 40 kilometer, namun meriam locok itu dihentikan pada 1957 setelah menimbulkan kecelakaan.

Penyulut meriam locok bernama Madsai bagian tangan kanan terputus saat akan dilakukan penyulutan, namun terlebih dahulu mengeluarkan suara ledakan. Kecelakaan meriam Si Jagur itu akhirnya diganti dengan meriam yang terbuat dari pipa juga bahan peledak karbit dan air.

"Sekarang meriam locok alias Si Jagur itu sudah dibawa ke museum di Banten," katanya.

Opik, seorang petugas penyulut meriam Masjid Agung Al Araf, mengaku sebelumnya merasa ketakutan karena khawatir terjadi kecelakaan karena tidak memiliki perlindungan. Proses penyulutan meriam itu mulai mengisi bahan peledak sampai menyulut api ke lubang meriam dilakukan secara manual.

Disamping itu, peledakan meriam tanpa dilengkapi alat peredam dan berpotensi mengalami gangguan pendengaran. Sebab, kata dia, dentuman suara keras bisa menimbulkan kerusakan bagian gendang telinga dan dapat mengalami gangguan pendengaran telinga atau torek.

Baca juga : Menjaga Manfaat Kesehatan dari Berpuasa (Part 2-Selesai)

 

Terpopuler