REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Mujeeb Narimaddakkal (42 tahun) adalah warga India yang merantau ke Dubai sejak 16 tahun lalu. Dan sejak itu, dia tidak pernah menghabiskan satu bulan pun Ramadhan bersama keluarganya.
Untuk pengemudi ambulans dan teknisi medis darurat (EMT) di Aster DM Healthcare, Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) pekerjaan menjadi prioritas utama. Dia bekerja di transportasi staf dan pekerjaan administrasi hingga tiga tahun lalu ketika dia menjalani pelatihan untuk secara resmi menjadi bagian dari tim tanggap darurat Rumah Sakit Aster di Mankhool.
“Cuti tahunan saya selalu bentrok dengan kolega saya, jadi saya tidak merayakan Ramadhan dengan keluarga saya selama lebih dari 16 tahun sekarang,” katanya dilansir dari Khaleej Times, Senin (26/4).
Mujeeb adalah seorang ayah dari tiga anak perempuan. Terakhir kali dia melihat keluarganya pada November tahun lalu. Bagi Mujeeb, Ramadhan kedua di tengah Covid ini sangat berbeda dengan bulan suci yang dialaminya tahun lalu.
Pada hari kerja rata-rata, dia mengangkut dua hingga tiga pasien darurat dari rumah mereka ke rumah sakit selama shift kerjanya. Namun, selama masa puncak Covid-19 antara akhir Maret dan Mei pada 2020, dia mengatakan mengantarkan setidaknya 20 pasien ke rumah sakit per shift.
“Kami bekerja selama 12 jam tanpa henti dan mengangkut setidaknya 20 pasien saat itu. Saya hanya akan memakai perlengkapan APD dan memulai hari saya. Saya akan menghapusnya hanya ketika hari itu berakhir. Makan dengan APD sangat menantang,” katanya.
Selama waktu itu, dia akan mengakhiri puasanya hanya dengan dua botol air dan segenggam kurma yang dia simpan di ambulans. “Saya hanya akan makan kurma, minum air, dan terus berjalan. Saya tidak punya waktu untuk makan. Terkadang, saat kami mengantarkan pasien karantina ke hotel, saya akan mendapatkan makanan dari sana,” katanya.