Tugasnya dimulai ketika otoritas kesehatan memberinya lokasi pasien yang sakit kritis dan dia akan bergegas menyelamatkan mereka. “Jadwal shift saya dari pukul 09.00 sampai 17.30 dan shift malam dari pukul 17.00 sampai 01.30,” katanya.
“Biasanya, pekerjaan tidak berakhir pada shift malam. Kami masih menerima panggilan dan jika ada keadaan darurat, kami harus segera ke pasien dan membawanya ke rumah sakit,” tambahnya.
Untungnya, dia tinggal bersama beberapa kolega dan temannya di dekat rumah sakit. Namun hari-hari itu telah berlalu. Ramadhan ini, pria asli Malappuram itu rata-rata hanya menerima dua hingga tiga pasien per shift.
“Ini adalah perubahan besar. Jumlah kasus Covid-19 telah berkurang drastis di sini, jadi jumlah kasus yang kami lihat sangat rendah,” kata Mujeeb.
Meskipun dia telah habis-habisan sebagai pahlawan garis depan, dia tidak pernah tertular Covid-19. “Untungnya, itu belum terjadi. Saya telah mengambil vaksin juga,” ungkapnya.
Menyelamatkan nyawa akan selalu menjadi prioritas pertama bagi ekspatriat India, tetapi selama Ramadhan, yang bisa dia pikirkan hanyalah keluarganya. “Saya merindukan mereka selama ini. Saya merindukan makanan rumahan ibu saya dan camilan seperti samosa dan pisang goreng. Saya masih ingat rasanya,” ujarnya.