REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Seorang ibu rumah tangga, Wiwid, harus memegang anak lelakinya agar tidak terlepas di tengah keramaian pengunjung pasar 16 Ilir Kota Palembang yang mulai padat sejak H-7 Idul Fitri.
Meski dalam kondisi berpuasa, Wiwid tetap antusias mencari toko-toko penyedia peralatan rumah tangga dan busana muslimah. Ia ingin membelanjakan setengah dari uang Tunjangan Hari Raya (THR) yang baru saja diterimanya 28 Mei lalu.
"Saya berdiskusi kecil dengan suami mengenai berapa persen uang THR kami untuk keperluan Lebaran, suami saya menyarankan Rp 1,5 juta untuk digunakan berbelanja,. Itu setengah dari THR pekerjaan saya sebagai pegawai administrasi," ujar Wiwid saat berbincang dengan Antara.
Wiwid sama seperti Muslim Indonesia pada umumnya, menganggap Hari Raya Idul Fitri merupakan momen sakral yang segala sesuatunya harus dipersiapkan sempurna karena hanya dirayakan setahun sekali.
Hampir semua gaji suaminya dan dia, sudah digunakan merenovasi rumah, membeli TV baru, serta membeli baju Lebaran anak. Sedangkan keperluan konsumsi Lebaran ia alokasikan dari uang THR.
Tak jauh berbeda dengan Wiwid, seorang ibu rumah tangga lainnya, Rani Irma, sudah beberapa hari terakhir mondar-mandir ke pasar. Namun, ia lebih memilih berbelanja di pasar modern (mal) yang dirasa lebih nyaman dan menawarkan banyak potongan harga.
"Belanja di mal lebih irit, kebetulan saya dapat voucer belanja, lumayan bisa lebih banyak yang dibeli," kata Rani yang mengaku sudah menghabiskan Rp 3 juta untuk berbelanja kebutuhan Lebaran.
Rani tentu tidak sendiri. Ada ribuan ibu rumah tangga seperti dirinya yang berbelanja dengan maksud memenuhi kebutuhan Lebaran, sehingga mal juga ikut ramai, tidak seperti biasanya.
Baca juga: Gubernur Kepri Imbau Warga Rayakan Lebaran dengan Sederhana