Puasa 16 Jam di Wisconsin Amerika Serikat

Red: Agung Sasongko

Senin 03 Jun 2019 12:45 WIB

Endang Fourianalistiyawati, adalah mahasiswa S3 di School of Human Ecology, University of Wisconsin, Madison, di negara bagian Wisconsin. Foto:

Berpuasa 16 jam di Madison

Pengalaman berpuasa di bulan Ramadhan kali ini sangat berkesan bagi kami sekeluarga, karena untuk pertama kalinya kami berpuasa jauh dari Indonesia, dengan suasana, cuaca dan budaya yang jauh berbeda. Waktu berpuasa di Madison Ramadhan ini adalah 16-17 jam karena saat ini musim di sini sedang memasuki peralihan dari musim dingin ke musim semi dengan kondisi suhu berkisar 6-18 derajat Celcius.

Daerah Madison terletak di daerah perbatasan bagian tengah barat bila dilihat di peta Amerika, dan biasanya daerah ini memiliki periode musim dingin yang lebih panjang dari negara bagian lainnya.

Sesekali kami masih mengalami suhu di bawah 0° C dan ditemani hujan salju. Dengan kondisi rata-rata suhu yang demikian, membuat kami perlu memeriksa prakiraan cuaca pada satu hari yang sama, setiap hari. Hal ini menjadi perhatian khusus bagi kami sebagai pendatang dari negara dengan dua musim, untuk menghindari salah penggunaan pakaian yang berakibat pada kondisi badan yang tidak fit dan terganggunya aktivitas pada hari itu.

Dengan kondisi suhu yang lumayan bersahabat di musim semi ini bila dibandingkan Indonesia yang rata-rata di atas 35° C, membuat 17 jam bisa kami jalani tanpa kendala khusus. Untuk mengetahui waktu sholat di sini, biasanya saya menggunakan aplikasi yang ada di sistem operasi Android.

Namun di bulan Ramadan ini, kami mendapatkan hadiah jam dengan aplikasi azan dari seorang sahabat dari Saudi Arabia yang juga sedang berkuliah di sini, sehingga hal ini memudahkan kami untuk mengetahui waktu salat dari azan yang berkumandang dari jam tersebut.

Beberapa minggu sebelum puasa, kami berusaha menghiasi rumah dengan pernak-pernik Ramadhan, seperti memasang lampu LED dengan bentuk bulan dan bintang, poster tulisan Ramadhan Mubarak, dan ditambah dengan hasil karya Zhi, putri kami, hiasan tentang bertema Ramadan menggunakan kertas kado dan buku yang kemudian juga ditempelkan di dinding, bersama dengan dekorasi dari mainannya sendiri. Hal ini kami lakukan terutama untuk membangkitkan semangat Zhi dalam menyambut bulan Ramadan. Alhamdulillah, Ia begitu antusias berkreasi dengan dekorasi Ramadan kali ini.

Menu sahur dan berbuka yang kami siapkan tidak jauh dari menu yang biasa disiapkan di Indonesia, karena di sini sangat mudah bagi kami untuk mendapatkan berbagai bumbu dan bahan masakan hingga buah khas Indonesia seperti pepaya, pisang kepok, dan durian, dari beberapa toko yang menjual bahan makanan Asia (Asian Mart) dan toko makanan halal (Halal Shop) yang tersebar di Madison.

Sejauh yang saya tau, terdapat empat Asian Mart dan dua Halal Shop di Madison. Sehingga, menu-menu berbuka khas Indonesia seperti kolak, bubur, es teler, dan lauk seperti rendang, opor, soto, lotek, maupun gado-gado sangat mudah untuk kami siapkan. Menu khas Indonesia ini sengaja kami siapkan salah satunya untuk menjaga semangat putri kami dalam berpuasa, selain tentu saja mengobati rindu kami pada tanah air.

Kami senantiasa libatkan Zhi dalam proses menyiapkan bukaan puasa ini, untuk mengisi waktu menunggu buka, selain aktivitas lainnya seperti menghafal kembali surat-surat Quran (murojaah), setoran hapalan, atau bermain sepeda di lapangan bola depan rumah.

Terpopuler