Lentera Kerajinan Tradisional Terbesar di Yerusalem

Rep: Umi Nur Fadillah/ Red: Agung Sasongko

Selasa 14 May 2019 07:47 WIB

'Mesaharaty' (petugas yang membangunkan warga untuk bersahur) membangunkan warga Casbah di Kota Tua Hebron - Tepi Barat. Mereka menabuh alat musik perkusi dan tetabuhan lain membangunkan warga selama Ramadhan. Foto:

Zughair mulai menerima permintaan lampu yang dipersonalisasi sebulan sebelum Ramadhan. Kliennya berasal dari Yerusalem dan Tepi Barat yang diduduki Israel, serta orang Arab dari Israel yang mayoritas di antaranya diidentifikasi sebagai Palestina. Lentera dijual dengan harga sekitar 10 dan 1.000 shekel (3 dolar AS hingga 280 dolar AS), tergantung pada ukuran dan kerumitan desainnya.

Sayangnya, Zughair melihat adanya penurunan besar permintaan untuk model yang lebih berhias, sejak pecahnya pemberontakan Palestina pada 2000 atau intifada. Israel mulai membangun tembok pada 2002, memotong Yerusalem dari Tepi Barat.

“Sebelum intifada, semua orang Palestina dulu datang untuk membeli dari saya, tetapi hari ini, saya kehilangan 70 persen pelanggan saya,” kata Zughair.

Zughair juga menghadapi ancaman lain, yakni lentera tiruan murah dari Cina. “Saya tidak memiliki pesaing di pasar, kecuali Cina,” ujar dia.

Di sebuah toko yang menjual peralatan rumah tangga di dalam gerbang Kota Tua yang bertembok, Hamzeh Takish menampilkan pilihan lentera plastik kecil buatan Cina. Beberapa lentera memainkan lagu-lagu Arab populer. Harganya mulai dari 15 shekel (4 dolar AS).

“Saya tidak menjual lentera tradisional, orang-orang di sini mencari yang baru. Setiap tahun mereka memperkenalkan desain baru,” kata Takish.

Terpopuler