REPUBLIKA.CO.ID, NEGARA - Akibat antrean panjang ke Pelabuhan Gilimanuk, Bali, ratusan penumpang bus mini antarkota dalam provinsi (AKDP) dari Denpasar terlantar, karena diturunkan di Desa Sumbersari yang berjarak 12 kilometer dari pelabuhan.
Pantauan di lapangan, Jumat (17/8), untuk mencapai pelabuhan, penumpang mengandalkan jasa tukang ojek dengan tarif Rp 15 ribu hingga Rp 20 ribu/ orang. Namun, karena jumlah ojek yang terbatas, ada juga penumpang yang nekat berjalan kaki dengan barang bawaannya.
Jaelani, salah seorang penumpang mengatakan, sopir beralasan bus mini tidak boleh masuk sampai Terminal Gilimanuk yang berjarak hanya sekitar 50 meter dari pelabuhan. "Saya nurut saja, padahal sudah membayar ongkos dari Denpasar sampai Gilimanuk," kata Jaelani yang hendak mudik ke Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur ini.
Ia mengaku, berangkat dari Terminal Mengwi, Denpasar dengan membayar ongkos bus Rp 30 ribu untuk turun di Terminal Gilimanuk. Sementara Giono, penumpang lainnya mengatakan, sopir bus yang ditumpangi tegas-tegas tidak mau sampai ke terminal karena jalanan macet.
"Selain itu saya juga melihat tukang ojek menghentikan bus-bus agar menurunkan penumpang di sini," katanya. Para pemudik yang naik bus ini biasanya turun di Terminal Gilimanuk dan dilanjutkan dengan jalan kaki ke pelabuhan.
Anehnya, hanya bus-bus mini saja yang menurunkan penumpang di tengah perjalanan, sementara bus AKDP dengan ukuran yang lebih besar tetap membawa penumpang sampai Terminal Gilimanuk.
Kadis Hubkominfo Jembrana, Gusti Ngurah Putrariyadi saat dikonfirmasi mengatakan, tidak ada larangan angkutan umum untuk masuk ke Terminal Gilimanuk. "Tidak ada larangan masuk terminal, kami akan cek ulah sopir-sopir nakal ini," katanya.