Penjual Cincau dan Kolang-kaling Bermunculan

Red: Taufik Rachman

Sabtu 21 Jul 2012 16:06 WIB

Kolang-kaling Kolang-kaling

REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR--Pedagang kolang kaling dan cincau bermunculan di sejumlah pasar setiap memasuki bulan Ramadhan di Kota Bogor, Jawa Barat.

Menurut pemantauan Sabtu, kemunculan pedagang kolang kaling dan cincau ini menambah semarak suasana di pasar-pasar tradisional selama Ramadhan.

Kehadiran pedagang kolang kaling menjadi ciri khas setiap Ramadhan. Sejumlah pedagang kolang kaling dan cincau terlihat berjejer di setiap penjuru pasar menjualkan aneka menu olahan untuk berbuka seperti kolang kaling, cincau, agar jeli, rumput laut, pacar cina dan selasih.

Ilham Nana (35), salah satu pedagang kolang kaling di Pasar Anyar mengaku sudah dua hari sebelum Ramadhan berjualan kolang kaling dan cincau di pasar. "Rutin setiap tahun saat Ramadhan saya pasti jual kolang kaling dan cincau, ini sudah 20 tahun," katanya.

Ilham menyebutkan, kolang kaling tersebut ia ambil dari produsen yang ada di kawasan Pancasan, Kabupaten Bogor. Selain untuk dijual sendiri, dia juga mendistribusikan kolang kaling dan cincau untuk pedagang lainnya di kawasan Ciomas dan Dramaga.

Selain kolang kaling, Ilham juga menjual rumput laut, jeli, pacar cina dan selasih yang semua bahannya ia ambil dari produsen di Pancasan. Selama tiga hari berjualan, ia mengaku sudah ada yang membeli barang dagangannya meski pada saat itu belum masuk puasa.

"Kebanyakan yang beli ibu-ibu, biasanya untuk persiapan berbuka ada juga yang untuk dijual lagi buat es cendol," katanya. Kolang kaling tersebut dijual rata-rata seharga Rp8.000,- per kilo, sedangkan cincau bervariasi mulai dari yang terendah Rp1.000,- hingga Rp5.000,-.

"Cincau bisa dibeli borongan ataupun satuan, kalau borongan harganya Rp35.000,-, kalau satuan mulai dari Rp1.000,-," katanya.

Selain cincau, Ilham juga menjual agar jeli yang harganya lebih mahal dari cincau, yakni Rp2.000,-. Ada juga cincau sari jeruk Rp3.000,- per potong, pacar cina Rp500,-, selasih Rp500,- dan rumput laut Rp22.000,- per kilogram.

Ilham mengaku berjualan menu olahan untuk berbuka lebih untung dari pada jualan sayur pada saat bulan puasa. "Lumayan untungnya kalau habis bisa dapat Rp1.000.000,-," katanya.

Hal senada juga diungkapkan Hendra yang juga meninggalkan sayurnya dan beralih ke kolang kaling serta cincau.

Menurut Hendra, kalau berjualan sayur selama puasa penghasilannya tetap karena banyak yang berjualan. "Kalau sayuran sudah biasa setiap hari banyak yang beli dan tetap, kalau kolang kaling cincau ini sekali setahun dan keuntungan menjualnya bisa lumayan," katanya.

Hendra mengaku sudah sejak 1994 berjualan menu olahan berbuka seperti kolang kaling, cincau dan rumput laut. Berbeda dengan Ilham, Hendra mengambil kolang kaling, cincau dan rumput laut dari Pasar Induk Jakarta. Untuk berjualan menu olahan berbuka ia harus mengeluarkan modal Rp1.500.000,- karena ia mengambil dalam jumlah banyak, yakni mencapai 4 kuintal.

Sementara untuk cincau, dijual dengan sistem kepercayaan dimana seorang agen meletakkan cincau di lapak Hendra, setelah terjual baru dibayar. "Kalau cincau tidak pakai modal, ada yang nitip, kalau sudah terjual baru dibayar," katanya.

Hendra mengaku selama tiga hari berjualan ia sudah menjual 10 kaleng cincau. Satu kaleng terdiri dari enam potongan yang per potongnya dijual Rp5.000,-.

Terpopuler