REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO-- Rakyat Arab Saudi mengawali Ramadhan 1432 Hijriyah pada Senin (1/8) di bawah suhu udara 50 derajat Celsius, dan waktu puasa di musim panas lebih panjang dari musim dingin.
Mahkamah Tinggi Arab Saudi dalam sidang isbatnya pada Sabtu malam menetapkan bahwa hilal belum terlihat di ufuk pada Sabtu sore sehingga bulan Syaban digenapkan 30 hari dan puasa mulai hari Senin, 1 Agustus 2011.
Badan Meteorologi dan Geofisika Arab Saudi dalam laporannya pada Ahad menyatakan suhu udara di awal Ramadhan itu mencapai 50 derajat selsius di waktu siang dan berkisar 38 derajat di malam hari.
Untuk mengantisipasi suhu mencapai 50 derajat Celsius itu, Badan Urusan Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah telah menyediakan air zamzam yang cukup ke kedua masjid suci tersebut.
"Suplai air zamzam untuk memenuhi kebutuhan jamaah di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi pada waktu buka puasa hingga sahur akan meningkat tajam akibat tingginya suhu udara di musim panas ini," kata Direktur Pengelola Air Zamzam, Abdul Muhsin Bin Hamid, seperti dikutip suratkabar Al Ahram, Ahad.
Pihak pengelola menyediakan 250 ribu tempat penampungan air di kedua masjid suci itu. Satu tempat penampungan air zamzam berisi 800 liter atau secara total persediaannya berkisar 143 ribu meter kubik air zamzam, katanya.
Sementara itu, musim panas di negara tersebut waktu siangnya lebih panjang, sehingga lamanya puasa berkisar 17 jam mulai imsak (batas makan dan minum) pada pukul 02.45 dan hingga buka puasa berkisar 19.45 waktu setempat.
Bila musim dingin, puasanya berkisar 13 jam, mulai dari imsak pukul 4.30 hingga pukul 17.30.
Selain Arab Saudi, negara-negara sekitarnya di Timur Tengah juga mengalami suhu panas serupa.
Di Mesir juga memulai puasa pada Senin dengan suhu udara berkisar 42 derajat Celsius.