Ramadhan Fair Jangan Terjebak Semarak Duniawi Saja

Red: Stevy Maradona

Ahad 31 Jul 2011 17:34 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN-- Sosiolog Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumatera Utara, Ansari Yamamah, mengatakan, pelaksanaan "Ramadhan Fair" di Kota Medan diharapkan tidak terjebak dalam kesemarakan duniawi semata.

Ramadhan Fair semarak duniawi sementara mengabaikan syiar Islam sebenarnya. "Selama ini, unsur kesemarakan itu yang lebih menonjol," katanya di Medan, Ahad. Menurut Ansari, kesan lebih menonjolkan kesemarakan duniawi dalam Ramadhan Fair tersebut cukup terlihat.

Ia mencontohkan dengan pengabaian sebagian besar pengunjung Ramadhan Fair terhadap seruan azan untuk melaksanakan shalat magrib. Padahal, lokasi pelaksanaan Ramadhan Fair tersebut berada persis di sebelah Masjid Raya Al Mansun Medan.

"Itu pemahaman yang salah, seharusnya shalat lebih diutamakan," kata alumni Leiden University Belanda tersebut. Ansari mengatakan, keberadaan Ramadhan Fair tersebut memang memberikan nilai positif bagi masyarakat Kota Medan.

Selain dapat menyemarakkan bulan suci Ramadhan, kegiatan tersebut juga dapat membangkitkan perekonomian masyarakat di daerah itu. Namun sebaiknya umat Islam di Kota Medan tidak terjebak dalam kesemarakan Ramadhan secara simbolis semata.

Sehingga kesemarakan Ramadhan Fair itu tidak hanya bersifat duniawi dan simbolis semata, sebaiknya umat Islam yang berpuasa dan berbuka di tempat tersebut menyahuti seruan azan magrib. "Orang yang berpuasa tanpa melaksanakan shalat, ibarat orang yang memakai baju tanpa celana," katanya memberikan perumpamaan.