Jalur Selatan dan Tengah Mulai Dipadati Kendaraan Pemudik

Rep: Eko Widiyanto/ Red: Heri Ruslan

Rabu 15 Aug 2012 17:02 WIB

 Salah seorang pemudik motor dengan anggota keluarganya. Foto: Antara/Noveradika Salah seorang pemudik motor dengan anggota keluarganya.

REPUBLIKA.CO.ID,  PURWOKERTO -- Dua jalur utama yang melintas di wilayah eks Karsedenan Banyumas, sudah mulai dipadai pemudik. Di jalur selatan yang menghubungkan antara Kota Bandung dan Yogyakarta, kendaran roda empat dan roda dua bernopol B (Jakarta) maupun D (Bandung) dengan ciri kendaraan pemudik, mulai terlihat ramai melintas.

Demikian juga di jalur tengah yang menghubungkan jalur Pantura menuju Jalur Selatan Jateng, juga sudah mulai ramai dilalui kendaraan dari luar kota. Para pemudik yang melalui jalur tengah ini, biasanya akan melintas melalui Kota Purwokerto sebelum kemudian sampai di jalur selatan.

Untuk itu, di ruas Jalan Lingkar Kota Purwokerto atau di ruas jalan dalam Kota Purwokerto, sering terlihat sepeda motor bernopol luar kota yang ditumpangi 3 hingga empat orang, berikut barang-barang yang diikatkan di bagian belakang sepeda motor.

Sedangkan untuk kendaraan yang melintas di jalur selatan, kebanyakan adalah kendaraan yang hanya melintas melalui wilayah Kabupaten Banyumas, untuk selanjutnya melaju terus ke kota-kota wilayah timur. Mereka yang kemudian berbelok dari jalur selatan menuju ke arah Kota Purwokerto, adalah pemudik yang memang memiliki arah tujuan wilayah Kabupaten Banyumas, Purbalingga atau Banjarnegara.

Meski sudah mulai banyak dilintasi kendaraan pemudik, namun arus lalu lintasdi jalur selatan maupun jalur tengah, masih relatif lancar. Hanya di lokasi-lokasi tertentu, seperti di pintu perlintasan KA, kadang terjadi antrian cukup panjang saat ada KA yang akan melintas.  

Sementara dari pemantauan di lapangan, dalam situasi yang makin mendekati lebaran atau H-4 menjelang lebaran, angkutan kendaraan truk yang mengangkut barang-barang non sembako, masih banyak yang melintas. Truk-truk tersebut, antara lain mengangkut pasir, kayu dan barang-barang lainnya.

Meski demikian, truk-truk yang masih banyak melintas mengangkut barang-barang non sembako tersebut, bukan lagi berupa truk-truk besar pengangkut semen atau truk gandeng. Meski demikian, truk-truk yang mengangkut kayu dan bahan material pasir ini, sering kali menghambat kelancaran perjalanan pemudik karena laju kecepatannya yang sangat rendah.

''Kok masih banyak truk melintas di jalur selatan, ya..? Biasanya, bila sudah mendekati lebaran seperti saat H-4 menjelang lebaran seperti sekarang ini, sudah tidak ada lagi truk pengangkut barang non sembako dan BBM yang diijinkan melintas,'' kata Yanto (43), seorang pemudik dari Bandung yang sedang berisitirahat di warung es dawet Desa Margasana Kecamatan Jatilawang.

Kapolres Banyumas AKBP Dwiyono yang ditemui wartawan di Pos Pengamanan Lebaran Perlintasan Kereta Api Sumpiuh, mengaku sudah memerintahkan petugasnya untuk  menertibkan terhadap truk-truk pengangkut nonsembako yang masih beroperasi. ''Sesuai aturan, kecuali truk yang mengangkut BBM, elpiji, dan sembako, tidak boleh lagi beroperasi,'' katanya.

Dia menyebutkan, pada Rabu (15/8), petugas yang melakukan penertiban masih memberi toleransi pada awak-awak truk tersebut. Namun pada Kamis (16/8), pihaknya tak akan lagi memberi toleransi bila ada truk-truk pengangkut pasir atau barang-barang lain yang bukan sembako, melintas di jalan-jalan jalur utama mudik.

''Kamis (16/8), kemungkinan akan terjadi peningkatan signifikan jumlah pemudik. Karena itu, jangan sampai arus mudik ini terhambat karena aktivitas truk pengangkut material,'' katanya.