REPUBLIKA.CO.ID,BANGKALAN -- Pihak pengelola jembatan Suramadu, yang menghubungkan Surabaya dengan Pulau Madura di Jawa Timur, memperkirakan bahwa puncak arus mudik Lebaran 1433 Hijriah di jalur itu akan terjadi pada H-3 hingga H-1. "Ini sesuai dengan kebiasaan mudik yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya," kata Kepala Gerbang Tol Jembatan Suramadu, Suhariono, Sabtu (4/8).
Berdasarkan kebiasaan, kata dia, sejak H-7 lebaran sudah terjadi peningkatan arus lalu lintas di Jembatan Suramadu. Akan tetapi intensitas pemudik yang melintas di jembatan sepanjang 5.438 meter itu masih sedikit. "Baru pada H-7 lebaran biasanya terjadi peningkatan jumlah pengemudi kendaraan bermotor," terang Suhariono.
Umumnya, kata dia, pengendara yang melintas di Jembatan Suramadu dan akan melakukan mudik Lebaran adalah warga Madura dari empat kabupaten. Seperti Kabupaten Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Kabupaten Sumenep. Menurut rencana, pihak pengelola jembatan Suramadu akan menambah loket untuk kendaraan roda dua, dari hari-hari biasanya hanya 2 loket menjadi 3 loket. "Satu loket yang akan kita jadikan loket kendaraan roda dua adalah loket untuk kendaraan roda empat," terang dia.
Sehingga, kata Suhariono, antrean kendaraan roda dua saat mencapai puncak arus mudik di jembatan Suramadu nantinya tidak terlalu panjang. Disamping itu, pemudik yang hendak menuju Madura biasanya kebanyakan menggunakan kendaraan roda dua dibanding roda empat. Pada arus mudik lebaran 2011, jumlah kendaraan yang melintas di jembatan Suramadu mulai H-7 hingga H+7 lebaran mencapai 878 ribu unit kendaraan dan kebanyakan merupakan roda dua.