Ramadhan tak terpisahkan dengan umat Islam menjalankan ibadah puasa satu bulan penuh. Dengan demikian, produk makanan dan minuman yang disajikan harus senantiasa dijamin kehalalannya.
Direktur Pemasaran salah satu perusahaan publik di bidang retail, Iriana Ekasari, menjelaskan bahwa seluruh gerai yang dikelolanya di 65 kota sudah mengantongi sertifikat halal dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH).
Sertifikat halal ini sepertinya menjadi keharusan setiap produk yang beredar di Indonesia mengingat 86 persen konsumen merupakan umat Islam dan merupakan potensi pasar yang sangat besar.
Tak hanya itu masyarakat Indonesia kini juga lebih cermat dalam menggunakan aneka produk baik itu makanan segar, makanan olahan, camilan, produk kesehatan dan kecantikan, bahkan keperluan bayi yang selain memastikan ada label BPOM juga ada label halal.
Selektivitas pemilihan produk mulai terlihat sejak pandemi COVID-19. Masyarakat saat ini lebih selektif memilih produk dengan melihat bahan-bahan (ingredients) yang digunakan. Produk berkualitas, mendukung gaya hidup sehat, dan halal selalu menjadi pilihan.
Menyambut bulan suci Ramadhan, banyak perusahaan retail yang memastikan seluruh stok terutama kebutuhan pokok terpenuhi dengan harga yang masih masuk akal. Hal ini bertujuan untuk menjaga konsumen loyal jangan sampai kecewa dengan harga yang ditawarkan.
Selama Ramadhan ini banyak dari perusahaan retail yang mengubah tata letaknya sehingga membuat lebih lega untuk menampung konsumen berbelanja namun tetap menjalankan ibadah puasa dengan nyaman.
Selain itu, peningkatan pelayanan juga dihadirkan dengan menyajikan berbagai produk terbaru dengan cara menambah mitra distributor untuk menjaring pelanggan loyal.
Tak hanya itu inovasi juga sangat penting. Hal ini karena produk yang diperdagangkan di swalayan hampir serupa. Sehingga kompetisi ini lebih kepada inovasi terutama dalam hal pelayanan kepada masyarakat.
Inovasi ini tidak semata-mata berkaitan dengan barang dagangan yang dijajakan tetapi bisa juga aktivitas di masyarakat untuk memastikan nama merek (brand name) tetap melekat di benak konsumen.
Salah satu swalayan besar bahkan menggandeng organisasi nirlaba untuk mendistribusikan makanan dari dari berbagai sumber kepada kelompok masyarakat yang membutuhkan terutama yang berlokasi di area operasi mereka.
Harga barang, terutama kebutuhan pokok, cenderung mengalami kenaikan harga selama bulan Ramadhan.Bahkan, beberapa komoditas bahkan masuk kategori rentan (volatile) sehingga pemerintah harus melakukan intervensi.
Dalam kondisi ini, konsumen harus jeli untuk memastikan barang kebutuhan yang dibeli masih di harga normal. Banyak konsumen yang memutuskan untuk menunda membeli produk apabila harga yang tertera dianggap terlalu mahal.
Sementara beberapa swalayan lebih memilih untuk tidak menampilkan produk yang dianggap harganya sudah tidak masuk akal serta mengganti dengan produk substitusi yang dari sisi harga masih terjangkau.
Selektivitas terhadap distributor juga menjadi keharusan selama Ramadhan untuk memastikan produk yang ditawarkan kepada konsumen tetap terjangkau namun berkualitas dan tentu dijamin kehalalannya.
Lihat halaman berikutnya >>>