Pengalaman Relawan Indonesia Puasa di Jalur Gaza, Tetap Bersyukur Meski Terbatas

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah

Selasa 12 Mar 2024 22:17 WIB

Pengungsi Palestina menyiapkan santapan berbuka puasa di hari pertama bulan suci Ramadhan di tenda darurat kawasan Muwasi, Gaza selatan, Selasa (12/3/2024). Foto: AP Photo/Fatima Shbair Pengungsi Palestina menyiapkan santapan berbuka puasa di hari pertama bulan suci Ramadhan di tenda darurat kawasan Muwasi, Gaza selatan, Selasa (12/3/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua relawan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia, Fikri Rofiul Haq dan Reza Aldilla Kurniawan menceritakan pengalamannya dalam menjalani Ramadhan di Jalur Gaza, Palestina. Mereka sudah menjalani puasa pertamanya bersama warga Gaza pada Senin (11/3/2024).

Di tengah agresi yang masih terus dilancarkan Israel, mereka bersama warga Gaza lainnya tetap menjalankan ibadah puasa meski dengan segala keterbatasan.

Baca Juga

“Tadi subuh kita sahur seadanya. Saya sendiri sahur dengan mi,” ujar Fikri dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Selasa (12/3/2024).

Kendati demikian, Fikri merasa bersyukur masih ada makanan untuk sahur karena banyak warga Gaza beribadah puasa tidak bisa sahur karena tidak ada makanan. “Banyak warga Gaza, hari ini mereka puasa tapi tidak sahur karena keterbatasan stok bahan pangan yang mereka miliki,” ucap dia.

Fikri mengungkapkan data dari Kemenkes Palestina menyebutkan terdapat 2.000 tim medis yang hari ini ikut berpuasa, tapi tidak sahur karena selama 24 jam mereka harus merawat korban dan pasien. Tim medis ini, kata dia, mayoritas ada di Gaza Utara. Kondisi ini disebabkan bantuan yang masuk ke Gaza memang masih sulit, terutama untuk mencapai ke Jalur Gaza bagian utara.

Ketika tiba adzan Maghrib, Fikri...