Khutbah Tarawih Perdana, Imam Masjid Istiqlal Jelaskan Tingkatan Puasa

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Ani Nursalikah

Senin 11 Mar 2024 22:38 WIB

Sejumlah umat Muslim melaksanakan salat tarawih pertama di Masjid Istiqlal, Jakarta, Senin (11/3/2024). Pemerintah melalui sidang isbat Kementerian Agama menetapkan 1 Ramadhan 1445 Hijriah jatuh pada Selasa (12/3/2024). Foto: Republika/Putra M. Akbar Sejumlah umat Muslim melaksanakan salat tarawih pertama di Masjid Istiqlal, Jakarta, Senin (11/3/2024). Pemerintah melalui sidang isbat Kementerian Agama menetapkan 1 Ramadhan 1445 Hijriah jatuh pada Selasa (12/3/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jamaah memadati Masjid Istiqlal Jakarta pada sholat tarawih perdana pada Ramadhan 1445 H, Senin (11/3/2024). Mereka tampak hikmat mendengarkan khutbah tarawih sebelum melaksanakan sholat tarawih.

Imam Besar Masjid Istiqlal sekaligus khatib tarawih KH Nasarudin Umar mengatakan Ramadhan mempunyai arti menghanguskan. Menurut Kiai Nasarudin, alasan disebut Ramadhan karena menghanguskan dosa-dosa yang dilakukan pada bulan selain Ramadhan.

Baca Juga

"Inilah yang membuat umat terdahulu ingin menjadi umatnya nabi tapi tidak bisa," ujar Nasarudin dalam khutbah tarawihnya.

Nasarudin juga menjelaskan Ash-shiyam juga berarti al imsak, yakni menjinakkan. Ia mengatakan menjinakkan dalam arti menjinakkan segala hal yang dapat mengurangi pahala berpuasa.

Mantan wakil menteri agama ini mengatakan ada tiga tingkatan berpuasa menurut kitab-kitab kuning. Pertama adalah puasa fiqhiyyah. Puasa ini hanya sebatas tidak makan dan minum atau segala sesuatu yang membatalkan puasa.

"Ini puasanya orang awam," kata Nasarudin.

Tingkat puasa yang kedua adalah...