MUI Papua Barat Prioritaskan Tiga Program Selama Ramadhan

Red: Ani Nursalikah

Ahad 10 Mar 2024 20:12 WIB

Umat muslim berzikir bersama di Masjid Raya, Kota Jayapura, Provinsi Papua, Sabtu (6/2/2021). Foto: Antara/Indrayadi TH Umat muslim berzikir bersama di Masjid Raya, Kota Jayapura, Provinsi Papua, Sabtu (6/2/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, MANOKWARI -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Papua Barat memprioritaskan tiga program untuk mengisi bulan Ramadhan 1445 Hijriyah.

Ketua MUI Papua Barat Ahmad Nausrau mengatakan ketiga program tersebut merupakan hasil rapat pengurus MUI Papua Barat untuk syiar agama Islam selama bulan suci Ramadhan.

Baca Juga

"Program pertama adalah buka puasa bersama dengan Pemprov Papua Barat, jajaran Forkompinda serta pimpinan ormas Islam untuk jalin silaturahim," katanya, Ahad (10/3/2024).

Ia mengatakan, program selanjutnya adalah pemberian hikmah Ramadhan bagi masyarakat umum. MUI bekerja sama dengan Radio Republik Indonesia (RRI) menyiarkan tausiyah-tausiyah dari para ustaz menjelang buka puasa.

MUI akan mengoordinasikan para ustaz agar dapat memberikan ceramah melalui radio sehingga bisa didengar khalayak luas di Provinsi Papua Barat. Ia mengatakan, MUI Papua Barat juga akan melaksanakan safari Ramadhan bersama jajaran Pemprov Papua Barat dan Gubernur Papua Barat.

Tujuan kegiatan tersebut untuk semaraknya kegiatan syiar Islam di bulan Ramadhan sekaligus memperkuat ukhuwah islamiyah (persaudaraan sesama Muslim) dan ukhuwah wathoniah (persaudaraan sesama anak bangsa).

"Melalui safari Ramadhan ini kita pertemukan antara ulama, pemerintah dan umat atau masyarakat. Selain ada tausiyah dari ulama, ada juga dialog antara pemerintah dan masyarakat sehingga pemerintah bisa mendengarkan persoalan dan menyerap aspirasi masyarakat," katanya.

Melalui momen Ramadhan 1445 Hijriyah, Ahmad juga mengimbau pada umat Muslim dan seluruh masyarakat di Papua Barat untuk terus menjaga dan merawat toleransi kebhinekaan.

Dengan saling menghargai perbedaan maka persatuan dan kesatuan semakin kukuh sehingga keamanan daerah akan terjaga. Ia mengatakan, indeks kerukunan umat beragama di Papua Barat pernah menduduki ranking pertama se-Indonesia karena memang sudah mengakar pada filosofi budaya dan adat.

"Di sini kita mengenal filosofi budaya satu tungku tiga batu (agama, budaya dan keluarga) ini yang jadi pengikat sehingga toleransi kita selalu berjalan baik," katanya.