REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Food prep atau food preparation merupakan sebuah metode mempersiapkan bahan-bahan mentah agar bisa disimpan lebih lama dan lebih praktis untuk diolah. Di sepanjang Ramadhan, food prep bisa membuat proses memasak sahur dan menu berbuka menjadi lebih cepat.
"Ada yang menyebut (food prep) belanja mingguan. Itu sama. Food prep itu kita mempersiapkan bahan makanan yang akan kita gunakan dalam beberapa waktu ke depan, biasanya satu-dua pekan ke depan," ungkap kreator sekaligus homecooking enthusiast Alun Rahmadani, dalam workshop bersama LocknLock di Jakarta pada Kamis (7/3/2024).
Dalam food prep, bahan-bahan makanan mentah akan disimpan secara terorganisir dalam dalam kondisi yang siap untuk dimasak. Biasanya, bahan-bahan makanan ini akan disimpan dalam wadah-wadah kedap udara berdasarkan jenis dan porsinya.
Oleh karena itu, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan pemula sebelum melakukan food prep ketika Ramadhan. Berikut ini adalah lima persiapan di antaranya.
1. Pelajari teknik dan tips penyimpanan bahan makanan
Tujuan utama dari food prep adalah mengorganisir penyimpanan bahan-bahan makanan mentah agar lebih siap untuk diolah dan dapat bertahan lebih lama. Akan tetapi, teknik penyimpanan yang salah justru bisa membuat stok bahan makanan yang sudah dibeli untuk satu-dua pekan ke depan menjadi lebih cepat busuk.
"Kalau asal simpan, bisa cepat busuk, otomatis tidak mungkin kita masak. Akan terbuang jadi sampah," kata Alun.
Oleh karena itu, penting untuk mencari tahu teknik dan tips dalam menyimpan bahan-bahan makanan sebelum memulai food prep. Tiap jenis bahan makanan bisa membutuhkan teknik penyimpanan yang berbeda agar lebih awet.
2. Persiapkan wadah makanan
Dalam food prep, wadah makanan menjadi salah satu komponen terpenting. Alun menganjurkan agar orang-orang memilih wadah makanan yang sudah food grade. Kriteria ini tidak dapat dikompromikan karena wadah tersebut akan digunakan untuk menyimpan bahan-bahan makanan.
Wadah makanan yang digunakan untuk food prep juga sebaiknya sudah freezer safe atau aman disimpan dalam freezer. Alasannya, sebagian bahan makanan perlu disimpan di freezer.
"Biasanya untuk protein hewani. Protein hewani bisa disimpan di chiller, tapi cuma bertahan satu-dua hari saja. Kalau mau lama sampai berbulan-bulan, disimpan di freezer," ujar Alun.
Selain itu, Alun juga merekomendasikan penggunaan wadah makanan yang bisa digunakan berulang dan kedap udara. Alun kurang merekomendasikan wadah makanan berbahan plastik tipis yang mudah pecah atau rusak karena bisa menambah sampah yang tak perlu. Sedangkan wadah kedap udara diperlukan karena dapat membantu bahan makanan bertahan lebih lama dengan suhu yang lebih stabil.
Menyadari hal ini, LocknLock memperkenalkan wadah kaca tahan panas dari rangkaian LocknLock Oven Glass. Selain kedap udara, wadah makanan ini juga tahan terhadap perubahan suhu yang ekstrim, mulai dari suhu dingin -20 derajat Celsius hingga suhu panas 400 derajat Celsius.
"Kadang yang kita khawatirkan dari (wadah kaca) tiba-tiba pecah. Tapi karena LocknLock Oven Glass ini terbuat dari borosilicate, jadi dia akan tahan terhadap beban suhu. Jadi ga perlu khawatir kalau (wadahnya) dari microwave atau oven, masuk kulkas, kemudian diangetin langsung, tidak perlu khawatir akan pecah," ungkap Artini Asputri dari Public Relation LocknLock Indonesia.
3. Alas Wadah
Sebagian bahan makanan yang disimpan di dalam wadah akan memerlukan alas untuk menyerap kelembapan. Alun mengatakan alas ini bisa berupa tisu biasa, tisu dapur, atau kain. Bila menggunakan tisu biasa, hindari penggunaan tisu yang berpewangi. Alas wadah makanan ini perlu diganti secara berkala, antara sekitar tiga hari hingga satu pekan sekali.