Riwayat Sahabat dan Nabi Muhammad SAW Qiyam Ramadhan di Rumah

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah

Kamis 07 Mar 2024 15:02 WIB

Jamaah membaca Alquran saat beritikaf di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (14/4/2023) dini hari. Pada sepuluh hari menjelang berakhirnya bulan suci Ramadhan, umat muslim melakukan itikaf atau berdiam diri di masjid dengan beribadah untuk meraih malam lailatul qadar atau malam kemuliaan. Foto:

1

Datangnya Nabi Muhammad SAW kepada sahabat yang sedang beribadah di Masjid Nabawi, kemudian mengikuti jadi makmum Nabi Muhammad SAW, dan sholatnya beliau sendirian di rumah lalu di malam berikutnya mengajak istri untuk berjamaah, memberikan banyak informasi dasar tentang sholat malam di Ramadhan.

Pertama, itu berarti sholat malam di bulan puasa Ramadhan, waktunya tidak pernah ditentukan, apakah di awal atau di tengah atau di akhir. Kedua, sholat malam yang dikerjakan di malam Ramadhan itu tidak diharuskan dikerjakan sendiri atau berjamaah. Keduanya boleh dilakukan. Nabi Muhammad SAW juga melakukan keduanya.

Ketiga, Nabi Muhammad SAW tidak ingin memberatkan umatnya. Dalam keadaan sendiri, Nabi Muhammad SAW mengerjakan sholat dengan pengerjaan yang lama. Tapi ketika Rasulullah SAW mengerjakan di masjid lalu sadar diikuti oleh sahabat di belakangannya, maka Nabi Muhammad SAW mempercepat itu agar tidak memberatkan.

Keempat, riwayat yang sampai kepada kita terkait awal-awal pensyariatan qiyam Ramadhan, tidak pernah disebutkan ada batasan jumlah raakat, baik itu minimal atau maksimal. Nabi Muhammad SAW tidak diriwayatkan secara eksplisit bahwa beliau menganjurkan jumlah rakaat tertentu.

Terpopuler